Jangan heran kalo beberapa waktu belakangan ini makin marak para muslimah berbusana muslim. Sebab, sepertinya sudah jadi tren. Dengan beragam model pakaian, bermacam gaya berkerudung, beraneka, bervariasi, para muslimah menunjukkan jati diri. Keren juga deh.
Fenomena itu pun ditangkap sebagai kesempatan yang nggak boleh disia-siakan oleh para pebisnis. Mulai dari pebisnis grosiran ala Tanah Abang sampai yang tingkat elit lewat bermacam butik. Bahkan pada 12 Agustus-3 September yang lalu diselenggarakan Indonesian Islamic Fashion Fair yang dijadikan momen untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia. Busana muslim rancangan desainer terkemuka dihadirkan di sini. Menaikkan gengsi busana muslim. Nggak dinilai kumuh lagi. Nggak dianggap jadul lagi.
Berbagai model kerudung dijajakan. Bermacam model pakaian dipajang. Tawaran ragam harga diajukan. Mau yang murah? Ada. Yang mahal? Tersedia. Banyak pilihan yang menggiurkan. Namun kemudian muncul tanya. Apakah fenomena berkerudung dan berjilbab itu sejatinya gambaran kebangkitan umat Islam? Gambaran kesadaran beragama, khususnya di kalangan muslimah, yang kian kental? Ataukah cuma arus tren yang sebentar lalu akan tergerus oleh arus tren berikutnya, yang lainnya? Dan lagi-lagi umat Islam, muslimah khususnya hanya dijadikan obyek marketing, tambang uang bagi sebagian pihak.
Jangan kapitalisasi jilbab kami, please!
Fakta bahwa semakin sering dan mudah dijumpai muslimah berkerudung dan berjilbab nggak bisa dibantah. Fakta kalau jilbab, kerudung, dan jenis busana muslimah lainnya berserta pernak-pernik aksesorisnya saat ini jadi komoditi dagang yang potensial menghasilkan keuntungan besar, itupun nggak bisa disangkal. Sehingga nggak heran makin banyak kreator alias desainer busana muslimah berlomba berkreasi menciptakan desain jilbab dan kerudung yang bisa menarik hati calon pembeli dan yang pasti sih menarik uang dari kantung mereka. Hehehe…
Sebenarnya nggak ada yang salah dengan mencipta desain busana sehingga para muslim dan muslimah bisa tampil lebih cling. Yang bikin timbul problema jika para kreator cuma mikir fulusnya aja. Berinovasi, berikhtiar mencari ide rancangan berikutnya semata-mata untuk mempertahankan jumlah pelanggan atau bahkan untuk bisa menambah luas pasar. Kalau cuma itu yang ada di pikiran para desainer dan pengusaha busana, lantas apa bedanya dengan mereka berjualan jenis pakaian lainnya? Toh, sama-sama dalam rangka bisnis, melipatkan keuntungan dengan mempertahankan keloyalan pelanggan lama dan meraih jaringan baru calon pelanggan berikutnya. Jilbab diserbu pelanggan, pengusaha untung besar. Kerudung habis terjual, pengusaha senang.
Lantas di mana sisi “jilbab adalah baju takwa” ditempatkan? Di mana peran dan tanggung jawab para desainer dan pengusaha untuk ikut memahamkan umat tentang jilbab? Mensyiarkan jilbab yang sebenar-benarnya jilbab. Jilbab yang sejatinya ada karena Allah yang memerintahkan para muslimah memakainya. Bukan sekadar pakaian yang menutupi badan. Tapi itu akan dilakukan karena sandaran keimanan. Tidak lain dan tidak bukan. Sehingga desain yang dihasilkan pun semestinya mengikuti kriteria jilbab yang Allah perintahkan, bukan semata-mata bersandar pada daya kreativitas si manusianya aja. Bagus en indahnya bukan hanya berdasarkan pandangan manusia aja, gitu lho. Sebab, dakwah bukan hanya tugas dan kewajiban ulama. Dakwah adalah tugas dan kewajiban tiap individu muslim, termasuk para desainer dan pengusaha muslim.
Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” (QS Fussilat [41]: 33)
Untuk kita sebagai pembeli, sebenarnya sah-sah aja memilih dan akhirnya membeli busana muslimah yang bagus dan indah. Apalagi kalau itu dalam rangka ibadah, pastinya lebih indah. Tapi, kalau sampai aktivitas membeli tadi mendekat ke perilaku konsumtif bisa berabe. Kalau beli jilbab cuma karena ikut tren, urusan ibadah bisa malah jadi terbengkalai. Pahala nggak jadi tergapai. Yang ada perilaku konsumtif menjadikan kita sebagai pemboros. Lagian kalo nafsu konsumtif udah berurat berakar, bakalan berabe. Sebab, belanja jadi maniak atau gila belanja. Tul nggak sih?
Itu sebabnya, pemahaman yang benar soal jilbab jadi urgen banget didapatkan. Jangan sampai gara-gara beli jilbab malah bikin kita terjerumus nggak berperilaku takwa karena sekadar ngejar tren.
Kami beriman, maka kami berjilbab!
Syahadah bagi tiap muslim adalah sebuah janji terbesar, dari hamba kepada Tuhannya. Janji terdalam dan teragung untuk menaati tiap perintah dan meninggalkan tiap laranganNya. Janji setia untuk mengikuti tiap sabda RasulNya, Muhammad saw. Janji telah diikrarkan lalu ketaatan dilakukan. Lalu serupalah lisan dengan perbuatan. Itulah iman.
Menutup aurat dan berjilbab (pakaian longgar, panjang, bukan potongan, semacam jubah, mirip gamis) bagi tiap muslimah adalah kewajiban. Tidak ada sanggahan yang bisa diberikan untuk menyangkal kewajiban ini.
Oya, biar lebih jelas, jilbab bermakna milhâfah (baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis), kain (kisâ’) apa saja yang dapat menutupi, atau pakaian (tsawb) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh. Di dalam kamus al-Muhîth dinyatakan demikian: Jilbab itu laksana sirdâb (terowongan) atau sinmâr (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung. Moga aja setelah ini nggak kebalik-balik lagi ketika membedakan antara jilbab dan kerudung. Jadi, bagi kamu yang baru sekadar pake kerudung, buruan lengkapi dengan jilbab ya. Ok?
Salmah meriwayatkan bahwa Asma binti Abu bakar ra. pernah menemui Nabi saw. seraya menggunakan pakaian tipis. Melihat itu, beliau saw. memalingkan wajah kemudian memberi nasihat: “Wahai Asma’, sesungguhnya kalau sudah aqil baligh, wanita tidak patut memperlihatkan tubuhnya yang manapun kecuali ini dan ini” kata beliau sambil menunjuk muka dan kedua tangannya.
Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Dan katakalah kepada para perempuan beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak pada dirinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (QS an-Nuur [24]: 31)
Dalam ayat yang lain Allah Swt. berfirman: “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.” (QS al-Ahzab [33]: 59)
Berjilbab seharusnya dilakukan karena kesadaran bahwa itu perintah Allah. Tapi, nggak jarang juga yang cuma modal ikut-ikutan. Kayaknya pake busana muslim asyik, deh. Kayaknya bikin makin cantik dan anggun, deh. Wah, kalau kayak gitu bisa bahaya, Non! Modalnya cuma ikut-ikutan, tahannya bisa jadi cuma sebentar deh. Kalau nggak segera lurusin niat dan mengkaji lebih dalam soal jilbab, bisa jadi pakai jilbab bongkar-pasang, atau malah lepas beneran. Na’udzubillahi min dzalik.
Berjilbab sebagai salah satu buah keimanan seharusnya nggak hanya sampai permukaan. Karena memang jilbab bukan sekadar pakaian, dan berjilbab bukan sekadar berpakaian. Berjilbab semestinya jadi pemicu bagi kita untuk mau menyegerakan diri menjadi hamba Allah yang lebih baik. Jadi nggak ada ceritanya udah berjilbab eh tapi masih pacaran. Atau udah berjilbab tapi masih seneng datang ke konser yang campur-baur antara laki-laki dan perempuan plus jingkrak-jingkrakan. Weleh. Nggak banget tuh!
Terus ada yang kasih pendapat, kalo gitu mendingan nggak berjilbab dunks yang penting kan jadi makhluk lemah lembut, manis, baik hati, dan nggak sombong! Heuheuheu… Ya nggak gitu juga, dong. Nggak berjilbab en nggak pacaran, tetep dosa. Dosa karena nggak pake jilbab. Berjilbab tapi masih suka pacaran juga tetep dosa. Dosa karena pacarannya. Jadi gimana dong? Kembali lagi ke soal jilbab sebagai buah keimanan tadi. Berjilbab seharusnya menjadi pintu gerbang bagi kita untuk semakin terdepan dalam praktek keislaman. Berjilbab bukan sebagai penutup atau garis finish dari segala performa kesolehan yang sudah kita tunjukkan. Kita baii…k dulu dalam semua hal barulah ditutup atau disempurnakan dengan jilbab. Nggak kayak gitu, Sista!
Sekali lagi berjilbab adalah pintu gerbang, merupakan garis start untuk melakukan amal sholih berikutnya, dan seterusnya. Sehingga setekah berjilbab seharusnya seorang cewek terus terpacu untuk menggali ilmu Islam lebih dalam. Jadi lebih konsisten dalam mempelajari khasanah pemikiran Islam. Proses belajar tiada henti terus dijalani. Ending-nya hanya ketika kematian datang.
Nah, sekarang tinggal instropeksi diri. Udah berjilbab tapi masih males datang ke pengajian? Udah berjilbab tapi masih bikin susah ortu? Udah berjilbab tapi masih seneng hang-out bareng temen-temen cowok? Udah berjilbab tapi masih itung-itungan untuk beramal? Hmm … jawaban iya en nggaknya masing-masing aja ya dan segera bikin rencana perubahan sesuai dengan jawaban masing-masing. Yang pasti semua rencana yang udah dibuat nanti harus direalisasikan sebagai wujud pembuktian atas satu kalimat yang telah diucapbersama dengan yakin dan mantap: KAMI BERIMAN, MAKA KAMI BERJILBAB! Allahu Akbar! Ayo, mulai buktikan ya
Awas! Jangan Gaul Bebas!
Pagi itu di sebuah SD deket rumah. Dalam perjalanan ke kantor, gue menemukan percakapan menarik antara Indra kecil dengan ibunya. “Porno itu apa sih Ma?” demikian tanya si Indra ke ibunya. Sambil megangin Blackberry kakaknya untuk main game, sepertinya tanpa sengaja doi lihat tulisan porno di dalam bebe kakanya. Bisa ditebak dong reaksi si ibu seperti apa?
Obrolan ini terjadi beberapa waktu sebelum negara kita dihujani media dengan perseteruan antara pemerintah versus RIM (Research in Motion). RIM adalah perusahaan dari Kanada yang jualan Blackberry. Cara RIM jualan cukup menarik karena jualan hape yang sebenernya nggak bisa dikontrol sepenuhnya oleh pemerintah bahkan oleh pemiliknya sendiri. Kalo dilihat dari satu sisi mungkin merugikan pihak pengguna, namun dilain sisi, bebe memberikan akses informasi tanpa batas ke pada para pemiliknya, plus seabreg fitur lainnya, menjadikan bebe genggaman terfavorit saat ini.
Cerita lain, di masjid deket rumah. Waktu gue ngobrol sebentar setelah sholat berjamaah dengan salah satu tetangga gue, sebut saja tetangga saya Mr. Joni, doi juga mengeluhkan mengenai dampak dari teknologi di hape yang kian hari makin cerdas kayak anak sekolahan aja. Doi mengeluhkan dengan teknologi cerdas yang menyerang keluarganya, yang bikin anak-anaknya keasyikan dengan bebe, laptopnya, atau game psp yang sedang dimainkannya. Seringkali anak-anaknya kesal dan merasa sangat terganggu ketika dimintai tolong oleh orang tuanya.
Gue baca Republika (edisi 18/12/2010), di situ diberitakan mengenai data survey terbaru Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) Ponorogo secara acak selama enam bulan mengenai jumlah remaja putri di Ponorogo, yang pernah melakukan hubungan pranikah atau seks bebas ternyata mencapai kisaran 80 persen. Ciloko!
Belum lagi berita mengenai berbagai penyimpangan perilaku seksual di masyarakat. Oh no! Dalam satu diskusi nonformal disela acara pertemuan IT internasional yang pernah gue ikutin, gue kenalan sama orang Jepang. Doi nanyain mengenai Indonesia itu gimana sih? Ya gue jawab aja standar. Kalo bangsa kita bangsa yang santun dan berbudi luhur tinggi. Eh, kemudian dia nyeletuk, “Kalo emang gitu, kenapa ya log access ke situs pornografi dari IP address Indonesia selalu aja nongkrong dalam jajaran 5 besar, terutama untuk situs di jepang?” Ciloko! Gara-gara si Miyabi neh, mau bangga malah jadi tengsin gue!
Pencegah dan penyembuh
Bro en Sis, teknologi hanya salah satu bagian saja, ada sisi lain yang lebih mengkhawatirkan yaitu pornografi. Islam sebagai sebuah ideologi memandang manusia baik itu laki-laki dan perempuan mempunyai kewajiban untuk mentaati aturan Allah Swt. Dalam hal ini hubungan interaksi antara perempuan dan laki-laki. Islam menawarkan dua hal, yaitu perangkat pencegah dan piranti penyembuhan.
Instrumen pencegah agar terhindar dari pergaulan bebas dalam Islam paling tidak ada enam. Pertama, perintah untuk menahan pandangan dan menutup aurat (QS an-Nuur 24]: 30-31) dan (QS al-Ahzab [33]: 59). Bagi kaum hawa dilarang untuk menampakkan perhiasannya dan kecantikannya di hadapan laki-laki asing atau bertabarruj. Perlu diingat bahwa menjaga pandangan dan menutup aurat merupakan satu paket yang harus dikerjakan bersama oleh cowok dan cewek.
Kedua, Islam melarang khalwat (berdua-duaan) antara laki-laki dan wanita kecuali disertai mahramnya. Sabda Rasulullah saw. : “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali kali dia berduaan dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya adalah syaitan” (HR Ahmad)
Ketiga, Islam melarang wanita dan pria bercampur baur (ikhtilath) karena Islam menjaga dan menjadikan jamaah kaum wanita terpisah dari jamaah kaum laki-laki yang bukan mahram. Shaf sholat kaum wanita pun terpisah dari shaf sholat kaum laki-laki. Kecuali nih, pada tempat yang tidak memungkinkan untuk memisahkan keduanya, seperti aktivitas ibadah haji atau jual-beli di pasar.
Keempat, larangan mendekati zina, Allah Swt berfirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS al Isra [17]: 32)
Kelima, Islam melarang seorang wanita melakukan suatu perjalanan selama sehari semalam, kecuali bila disertai mahramnya. Sabda Rasulullah saw. (yang artinya): “Tiada dihalalkan bagi seorang wanita yang percaya kepada Allah dan hari kemudian bepergian perjalanan sehari semalam kecuali bersama mahramnya” (HR Bukhari dan Muslim)
Keenam, anjuran untuk menikah. Firman Allah Swt.(yang artinya): “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS an-Nuur [24]: 32)
Adapun untuk penyembuh/kuratif, Islam menyediakan sanksi yang tegas demi tegaknya kebenaran dan terselematkannya umat. Keselamatan di dunia dan di akhirat, sebagai jawabir (penebus dosa) dan zawajir (pencegah manusia yang lain melakukan perbuatan yang sama). Salah satunya hukuman bagi pelaku zina (kalo masih lajang dicambuk seratus kali cambukan dan bagi yang pernah menikah akan dirajam sampai mati).
Realita di sekitar kita
Solusi Islam sebenernya sudah komplit untuk menjaga umatnya dari bahaya pergaulan bebas yang dapat berujung pada aktivitas perzinaan. Walaupun begitu, masih sering banget tuh gue lihatin realita di sekitar kita yang entah kenapa masih mengabaikan aturan Islam. Dari pengamatan gue terhadap email, pertanyaan dan SMS yang sering masuk ke redaksi gaulislam, ternyata pertanyaan seputar interaksi cowok ama cewek, selalu menduduki peringkat tertinggi. Ok deh untuk sekedar mengingatkan berikut adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:
Pertama, pulang berdua. Sudah menjadi fitrah seorang cowok untuk bertanggung jawab dan menjadi pemimpin terhadap kaum wanita, dan sifat ini sudah muncul sejak dini. Sering kali beres sekolah, les, ekskul, dll, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil or sepeda motor ikhwan.
Kedua, berhadapan secara langsung dalam jarak sangat dekat. Interaksi cowok sama cewek di sekolah emang sangat beragam, namun bila mereka berdiskusi dengan posisi berhadap-hadapan dalam jarak dekat, suasana menjadi sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. So, jagalah diri dengan membuat jarak dengan lawan jenismu.
Ketiga, nggak menundukkan/menahan pandangan (ghadul bashar). Seperti kata pepatah “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. So jangan pernah mengikuti bujuk rayu temen yang mengatakan, “Ah, tidak perlu ghadul bashar, yang penting kan jaga hati!” Tapi manusia tidak bisa dan tidak mempunyai kontrol terhadap hatinya. Yang bisa kita lakukan untuk ‘menjaga hati’ kita adalah mengendalikan input hati tersebut, yang salah satunya adalah pandangan.
Keempat, duduk atau jalan berduaan. Duduk berdua di halaman sekolah untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, lingkungan sekolah nggak akan peduli, temen dan guru kita nggak mau ambil pusing, dengan apa yang sedang didiskusikan. Bagi mereka apa yang terlihat lebih jauh lebih menarik, dari sinilah pintu fitnah terbuka. Kalo kamu pengen menghindari fitnah semacam ini, sebenernya mudah kok, jangan pernah berduaan!
Kelima, menelopon padahal tidak urgen. Sudah jamak kalo kita sebagai manusia seneng ngobrol. Namanya juga mahluk sosial. Namun pastikan kalo kita ngobrol, ngobrolin hal yang berguna, misal: ngomongin soal aplikasi anti matter yang barusan ini ditemukan sama peneliti di MIT atau ngobrolin untuk koordinasi untuk dakwah di sekolah. Tetapi tetap kudu jaga hati jaga kualitas orbolan.
Keenam, SMS nggak penting. Ini paling sering gue dapetin. Hampir tiap hari mesti gue dapet junk sms. Sayang jempolnya dong, dipake buat hal yang nggak bermanfaat.
Ketujuh, berbicara yang diniatkan merayu atau memancing birahi. Hindari intonasi dan gaya bahasa seperti ini terutama bila berbicara dengan lawan jenis.
Kedelapan, curhat. Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan fitnah. Jadi, curhat dilakukan dengan sejenis saja. Toh pada dasarnya cewek adalah beda dengan cowok. Mereka adalah dua spesies yang berlainan. Kalo mau curhat dan nyambung dengan alami, nggak dibuat-buat atau dipaksain nyambung, mestinya ya curhat dengan sesama spesiesnya lah.
Kesembilan, chatting yang nggak penting. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di YM atau facebook melalui fasilitas chat. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana, jadi batesin diri secukupnya aja.
Kesepuluh, bercanda berlebihan. Sering gue lihat cewek-cowok bercanda berlebihan. Sebaiknya becanda dibatasi dan jangan dengan lawan jenisnya, dan tetap menjaga batas-batas kesopanan.
Semoga sedikit tips di atas dapet secara praktis ngebantu kamu semua untuk menjaga diri dari bahaya pergulan bebas. So, tentu saja apabila aturan Islam ini diterapkan secara menyeluruh (kaffah) tentu dalam bingkai negara (khilafah) insya Allah pergaulan bebas maupun penyimpangan perilaku seks yang merebak dapat dibendung Pastilah aturan yang dibuatNya adalah yang terbaik untuk manusia. Ok?
Obrolan ini terjadi beberapa waktu sebelum negara kita dihujani media dengan perseteruan antara pemerintah versus RIM (Research in Motion). RIM adalah perusahaan dari Kanada yang jualan Blackberry. Cara RIM jualan cukup menarik karena jualan hape yang sebenernya nggak bisa dikontrol sepenuhnya oleh pemerintah bahkan oleh pemiliknya sendiri. Kalo dilihat dari satu sisi mungkin merugikan pihak pengguna, namun dilain sisi, bebe memberikan akses informasi tanpa batas ke pada para pemiliknya, plus seabreg fitur lainnya, menjadikan bebe genggaman terfavorit saat ini.
Cerita lain, di masjid deket rumah. Waktu gue ngobrol sebentar setelah sholat berjamaah dengan salah satu tetangga gue, sebut saja tetangga saya Mr. Joni, doi juga mengeluhkan mengenai dampak dari teknologi di hape yang kian hari makin cerdas kayak anak sekolahan aja. Doi mengeluhkan dengan teknologi cerdas yang menyerang keluarganya, yang bikin anak-anaknya keasyikan dengan bebe, laptopnya, atau game psp yang sedang dimainkannya. Seringkali anak-anaknya kesal dan merasa sangat terganggu ketika dimintai tolong oleh orang tuanya.
Gue baca Republika (edisi 18/12/2010), di situ diberitakan mengenai data survey terbaru Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) Ponorogo secara acak selama enam bulan mengenai jumlah remaja putri di Ponorogo, yang pernah melakukan hubungan pranikah atau seks bebas ternyata mencapai kisaran 80 persen. Ciloko!
Belum lagi berita mengenai berbagai penyimpangan perilaku seksual di masyarakat. Oh no! Dalam satu diskusi nonformal disela acara pertemuan IT internasional yang pernah gue ikutin, gue kenalan sama orang Jepang. Doi nanyain mengenai Indonesia itu gimana sih? Ya gue jawab aja standar. Kalo bangsa kita bangsa yang santun dan berbudi luhur tinggi. Eh, kemudian dia nyeletuk, “Kalo emang gitu, kenapa ya log access ke situs pornografi dari IP address Indonesia selalu aja nongkrong dalam jajaran 5 besar, terutama untuk situs di jepang?” Ciloko! Gara-gara si Miyabi neh, mau bangga malah jadi tengsin gue!
Pencegah dan penyembuh
Bro en Sis, teknologi hanya salah satu bagian saja, ada sisi lain yang lebih mengkhawatirkan yaitu pornografi. Islam sebagai sebuah ideologi memandang manusia baik itu laki-laki dan perempuan mempunyai kewajiban untuk mentaati aturan Allah Swt. Dalam hal ini hubungan interaksi antara perempuan dan laki-laki. Islam menawarkan dua hal, yaitu perangkat pencegah dan piranti penyembuhan.
Instrumen pencegah agar terhindar dari pergaulan bebas dalam Islam paling tidak ada enam. Pertama, perintah untuk menahan pandangan dan menutup aurat (QS an-Nuur 24]: 30-31) dan (QS al-Ahzab [33]: 59). Bagi kaum hawa dilarang untuk menampakkan perhiasannya dan kecantikannya di hadapan laki-laki asing atau bertabarruj. Perlu diingat bahwa menjaga pandangan dan menutup aurat merupakan satu paket yang harus dikerjakan bersama oleh cowok dan cewek.
Kedua, Islam melarang khalwat (berdua-duaan) antara laki-laki dan wanita kecuali disertai mahramnya. Sabda Rasulullah saw. : “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali kali dia berduaan dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya adalah syaitan” (HR Ahmad)
Ketiga, Islam melarang wanita dan pria bercampur baur (ikhtilath) karena Islam menjaga dan menjadikan jamaah kaum wanita terpisah dari jamaah kaum laki-laki yang bukan mahram. Shaf sholat kaum wanita pun terpisah dari shaf sholat kaum laki-laki. Kecuali nih, pada tempat yang tidak memungkinkan untuk memisahkan keduanya, seperti aktivitas ibadah haji atau jual-beli di pasar.
Keempat, larangan mendekati zina, Allah Swt berfirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS al Isra [17]: 32)
Kelima, Islam melarang seorang wanita melakukan suatu perjalanan selama sehari semalam, kecuali bila disertai mahramnya. Sabda Rasulullah saw. (yang artinya): “Tiada dihalalkan bagi seorang wanita yang percaya kepada Allah dan hari kemudian bepergian perjalanan sehari semalam kecuali bersama mahramnya” (HR Bukhari dan Muslim)
Keenam, anjuran untuk menikah. Firman Allah Swt.(yang artinya): “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS an-Nuur [24]: 32)
Adapun untuk penyembuh/kuratif, Islam menyediakan sanksi yang tegas demi tegaknya kebenaran dan terselematkannya umat. Keselamatan di dunia dan di akhirat, sebagai jawabir (penebus dosa) dan zawajir (pencegah manusia yang lain melakukan perbuatan yang sama). Salah satunya hukuman bagi pelaku zina (kalo masih lajang dicambuk seratus kali cambukan dan bagi yang pernah menikah akan dirajam sampai mati).
Realita di sekitar kita
Solusi Islam sebenernya sudah komplit untuk menjaga umatnya dari bahaya pergaulan bebas yang dapat berujung pada aktivitas perzinaan. Walaupun begitu, masih sering banget tuh gue lihatin realita di sekitar kita yang entah kenapa masih mengabaikan aturan Islam. Dari pengamatan gue terhadap email, pertanyaan dan SMS yang sering masuk ke redaksi gaulislam, ternyata pertanyaan seputar interaksi cowok ama cewek, selalu menduduki peringkat tertinggi. Ok deh untuk sekedar mengingatkan berikut adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:
Pertama, pulang berdua. Sudah menjadi fitrah seorang cowok untuk bertanggung jawab dan menjadi pemimpin terhadap kaum wanita, dan sifat ini sudah muncul sejak dini. Sering kali beres sekolah, les, ekskul, dll, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil or sepeda motor ikhwan.
Kedua, berhadapan secara langsung dalam jarak sangat dekat. Interaksi cowok sama cewek di sekolah emang sangat beragam, namun bila mereka berdiskusi dengan posisi berhadap-hadapan dalam jarak dekat, suasana menjadi sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. So, jagalah diri dengan membuat jarak dengan lawan jenismu.
Ketiga, nggak menundukkan/menahan pandangan (ghadul bashar). Seperti kata pepatah “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. So jangan pernah mengikuti bujuk rayu temen yang mengatakan, “Ah, tidak perlu ghadul bashar, yang penting kan jaga hati!” Tapi manusia tidak bisa dan tidak mempunyai kontrol terhadap hatinya. Yang bisa kita lakukan untuk ‘menjaga hati’ kita adalah mengendalikan input hati tersebut, yang salah satunya adalah pandangan.
Keempat, duduk atau jalan berduaan. Duduk berdua di halaman sekolah untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, lingkungan sekolah nggak akan peduli, temen dan guru kita nggak mau ambil pusing, dengan apa yang sedang didiskusikan. Bagi mereka apa yang terlihat lebih jauh lebih menarik, dari sinilah pintu fitnah terbuka. Kalo kamu pengen menghindari fitnah semacam ini, sebenernya mudah kok, jangan pernah berduaan!
Kelima, menelopon padahal tidak urgen. Sudah jamak kalo kita sebagai manusia seneng ngobrol. Namanya juga mahluk sosial. Namun pastikan kalo kita ngobrol, ngobrolin hal yang berguna, misal: ngomongin soal aplikasi anti matter yang barusan ini ditemukan sama peneliti di MIT atau ngobrolin untuk koordinasi untuk dakwah di sekolah. Tetapi tetap kudu jaga hati jaga kualitas orbolan.
Keenam, SMS nggak penting. Ini paling sering gue dapetin. Hampir tiap hari mesti gue dapet junk sms. Sayang jempolnya dong, dipake buat hal yang nggak bermanfaat.
Ketujuh, berbicara yang diniatkan merayu atau memancing birahi. Hindari intonasi dan gaya bahasa seperti ini terutama bila berbicara dengan lawan jenis.
Kedelapan, curhat. Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan fitnah. Jadi, curhat dilakukan dengan sejenis saja. Toh pada dasarnya cewek adalah beda dengan cowok. Mereka adalah dua spesies yang berlainan. Kalo mau curhat dan nyambung dengan alami, nggak dibuat-buat atau dipaksain nyambung, mestinya ya curhat dengan sesama spesiesnya lah.
Kesembilan, chatting yang nggak penting. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di YM atau facebook melalui fasilitas chat. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana, jadi batesin diri secukupnya aja.
Kesepuluh, bercanda berlebihan. Sering gue lihat cewek-cowok bercanda berlebihan. Sebaiknya becanda dibatasi dan jangan dengan lawan jenisnya, dan tetap menjaga batas-batas kesopanan.
Semoga sedikit tips di atas dapet secara praktis ngebantu kamu semua untuk menjaga diri dari bahaya pergulan bebas. So, tentu saja apabila aturan Islam ini diterapkan secara menyeluruh (kaffah) tentu dalam bingkai negara (khilafah) insya Allah pergaulan bebas maupun penyimpangan perilaku seks yang merebak dapat dibendung Pastilah aturan yang dibuatNya adalah yang terbaik untuk manusia. Ok?
Jangan Mengeluh, Bro!
Semua orang pasti sudah merasakan penderitaan. Kita pernah merasakan sakit hati, kecewa, dan bahkan dikhianati. Itu luka hati. Di antara kita pernah juga luka fisik. Mungkin pernah juga ditimpa penyakit yang berat, atau bahkan sejak lahir sudah cacat. Apa yang kamu lakukan saat tertekan dan menderita?
Kamu terbiasa mengeluh? Menyalahkan keadaan? Atau malah menyalahkan orang lain yang kamu anggap punya andil dalam kegagalan dan penderitaan kamu?
Pada praktiknya banyak di antara kita yang sering ambil jalan pintas yang paling mudah, yakni mengarahkan telunjuk kita keluar. Celakanya lagi, banyak yang tak mau sedikitpun berusaha untuk interospeksi. Ada yang reaktif menyerang pihak lain, tak sedikit yang bisanya hanya mengeluh dan mengeluh.
Bro en Sis, nggak usah malu untuk mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Kegagalan adalah hal biasa. Kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. Kecewa dan sedih bukanlah kiamat. Selama kita mau menghadapi kenyataan dengan realistis dan berusaha untuk mengubahnya, insya Allah masih ada waktu untuk memperbaikinya. So, tak perlu mengeluhkannya atau malah membuat kita hancur lebur di mata orang lain karena kita selalu menyalahkan mereka yang dianggap andil dalam kegagalan kita atau ketidakmampuan kita.
Interospeksi diri
Pernah dengar kan istilah buruk muka cermin dibelah? Yup, ungkapan ini cocok untuk menggambarkan orang yang nggak biasa berlapang dada. Kalo emang kalah, harusnya akui kekalahan. Kalo emang salah, akui kesalahan. Tak perlu juga mengeluh atau membela diri. Sportif gitu lho. Jangan malah ngamuk-ngamuk untuk menuding orang lain sebagai biang kegagalan dan kesalahan kita. Padahal, kitanya aja yang emang lemah dan nggak mampu.
Sikap lapang dada ini harus dipupuk sejak anak-anak. Kejujuran dan mau mengakui keunggulan orang lain harus dibiasakan sejak usia dini. Atau, kalo pun sekarang kita udah pada gede, maka mulailah belajar untuk lapang dada. Belum telat kok. Sebab, daripada capek-capek menyalahkan orang lain, kan mendingan mengevaluasi kemampuan diri sendiri. Simpel. Mudah pula. Betul?
Saya pernah tuh dimarahin waktu kerja di sebuah perusahaan supplier bahan kimia dan peralatan untuk laboratorium di Jakarta, ketika saya sekadar menasihati atasan saya untuk tidak melakukan aktivitas suap. Karena memang dalam Islam nggak boleh. Eh, bukannya kemudian diskusi untuk mencari titik temu atau paling nggak menanyakan lebih lanjut, dia malah bilang, “Saya tuh empat tahun nyantri di … (sensor: pokoknya pesantren terkenal di negeri ini). Tapi nggak fanatik kayak kamu”. Wacks!
Dia bilang begitu mungkin karena melihat saya yang lulusan sekolah kejuruan, bukan pesantren. Padahal, kalo mau berlapang dada, kan bisa nanya baik-baik, “Memangnya kamu tahu dari mana? Bagaimana penjelasannya?”. Kan bisa diskusi tuh. Jangan langsung bilang begitu sampe kudu banding-bandingin lamanya nyantri segala. Sebab, sangat percuma juga nyantri empat tahun atau mungkin lebih kalo di pesantren kerjanya cuma tidur melulu. Atau kalo pun belajar, tapi nggak serius. Setiap ikutan kajian cuma masuk telinga kanan, keluar lagi telinga kiri. Sehingga materi pelajaran tuh dibiarkan memantul sempurna alias nggak ada yang masuk. Gimana mo pinter?
Sikap lapang dada untuk menerima masukan itu sebenarnya nggak susah. Kalo memang kita mau terus merenung dan mengevaluasi kondisi kita. Kita ini kan manusia. Punya kelemahan dan keterbatasan. Itu sebabnya, membutuhkan dukungan yang lain. Dan, yang biasanya lebih mudah menilai kita ya orang lain. Ibarat cermin, kita itu akan dilihat oleh orang lain. Kan belum ada ceritanya kita bisa ngelihat wajah kita sendiri kalo nggak pake cermin atau benda sejenisnya yang bisa memantulkan gambaran diri kita. Iya kan?
Cermin memantulkan wajah asli kita. Begitu pun orang-orang di sekitar kita yang akan memberikan masukan kepada kita. Kalo kita salah, maka di antara mereka ada yang ngasih tahu kita. Jangan merasa menang sendiri. Coba deh, misalnya kita udah makan es cendol. Terus, lupa membersihkan mulut, kumis dan jenggot. Ketika ada orang yang bilang, “Mas, tuh ada cendol yang nyangkut di jenggot!”. Nah, karena kita nggak bawa cermin, orang lain yang lihat itulah yang mengingatkan karena tahu wajah kita dan tahu penampilan diri kita. Maka, dengan lapang dada kita ngucapin terima kasih. Betul? Tetapi kalo kita malah marah diingatkan, itu sih namanya nggak tahu diri.
Sama halnya ketika kita berbuat maksiat, kemudian ada orang lain yang mengingatkan kita. Sikap yang bagus tentunya kita berterima kasih karena ada orang yang mau mengingatkan kita. Sikap yang sama sekali nggak elok dan mungkin bisa dibilang bodoh adalah malah balik menyerang. “Kamu tahu apa sih tentang agama? Jangan khotbah di depan saya!” Wah, itu namanya nggak lapang dada. Tapi melakukan argumentum ad hominem alias argumentasi melawan orang. Yakni menimpakan kesalahan, kekesalan, dan kegagalan pada orang lain.
Terima kenyataan tapi jangan menyerah
Bro en Sis, selain kita kudu interospeksi, kita juga jangan putus asa. Interospeksi diperlukan agar kita mau sadar atas apa yang telah kita perbuat. Tetapi tentu saja nggak cukup cuma menyadari. Masih ada agenda yang harus dilakukan, yakni berusaha untuk memperbaiki kondisi dan jangan pernah menyerah.
Kata pepatah hidup ini nggak selamanya bisa memilih. Adakalanya kita harus rela menerima, sepahit apa pun kenyataannya. Nikmati saja. Nggak usah bingung, nggak usah jadi beban. Anggap saja kegagalan ini bagian dari dinamika hidup. Orang-orang yang lebih sentimentil suka bilang, ini seninya hidup. Duilee.. kedengarannya indah banget ya? Tapi bagus tuh, selain menghibur diri, juga belajar menikmati dengan senang hati terhadap sesuatu yang sebenarnya tak kita inginkan dan tak kita harapkan.
Kamu pernah nggak mengeluh ketika ditugaskan oleh ketua OSIS atau Rohis di sekolah? Bagi mereka yang suka mengeluhkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, alasannya seringkali banyak. Padahal intinya kamu manja campur malas. Misalnya, disuruh ngisi pengajian. Gaga-gara nggak ada sepeda motor lalu kamu malas. Tetapi untuk menutupi kemalasanmu, kamu berusaha self defence. Bahkan kemanjaan kamu ditampakkan juga dengan sedikit menimpakan kesalahan ke orang lain dengan beralasan, “Nih sepeda motor teman saya dipake bapaknya, jadi teman saya nggak bisa nganter saya deh ke pengajian. Lagi pula nih tiba-tiba penyakit maag saya kambuh.” Waduh! Kesannya emang jadi mendramatisir. Mengeluh dan sekaligus nyalahin orang.
Kondisi yang ‘mengkhawatirkan’ lainnya adalah, kalo kita berada pada posisi yang benar-benar menderita dalam kegagalan, tetapi kita mengeluh terus ketimbang berusaha mengubah kondisi itu. Setiap orang emang berbeda dalam cara meresponnya. Itu semua bergantung kepada pengalamannya dalam menikmati hidup ini. Bagi mereka yang kurang ‘terampil’ dan selalu lurus-lurus aja dalam hidupnya, maka bisa dipastikan, ia akan kaget berat menghadapi beratnya ujian. Beda ama yang udah biasa “pahit”, ia akan lebih dewasa dan bijak dalam bersikap. Tidak ada keluhan, yang muncul selalu optimis.
Yakinlah sobat, kalo kamu menghadapi persoalan sulit, dan jika kamu harus menelan rasa kecewa yang emang pahit itu, nikmati sajalah sebagai bagian dari dinamika hidup kita. Nikmati apa adanya. Yakin saja bahwa kamu bisa lolos dari tekanan itu atas pertolongan Allah Swt.
Kita harus yakin bahwa kita masih selalu bisa memperbaiki. Siapa tahu “ketahan-malangan” itu akan berguna di masa depan. Yakin saja sobat! Suatu saat kita akan terbiasa, dan terus mencari solusinya.
Badai pasti berlalu
Sobat muda muslim, satu hal yang perlu ditanamkan dalam diri kita adalah, rasa pasti bahwa kehidupan ini akan normal kembali, meskipun mungkin dalam beberapa kondisi kayaknya bisa dibilang tak menentu. Tapi yakinlah, itu hanya sementara waktu saja. Ibarat penyakit mah, dalam tahap pemulihan. Ibarat badai, pasti akan berlalu.
Bila kegagalan itu sangat membuatmu patah semangat dan patah hati, jangan mengeluh. Tetapi cobalah berani untuk membagi kesedihan dengan orang lain. Paling nggak dengan orang yang dekat denganmu. Insya Allah, dengan adanya shoulder to cry on—bahu untuk menangis, kita bisa menumpahkan segala kesedihan, amarah, termasuk emosimu yang lainnya setelah kegagalan itu kepada orang terdekat kita. Meskipun mungkin sangat sulit untuk memulainya. Tapi, cobalah lebih dekat dengan orang-orang yang spesial bagimu; kakakmu, ibumu, ayahmu, guru pengajian, guru di sekolah, atau bahkan dengan teman kamu yang kamu anggap cocok untuk curhat. Insya Allah bisa membantu.
So, jangan pernah terus mengurung diri dalam rasa kecewa yang amat dalam. Gagal itu biasa. Tapi berusaha terus, itu yang luar biasa. Jangan menyerah. Yakin saja, bahwa peristiwa itu akan sirna seiring perjalanan waktu, kepedihan perlahan-lahan akan lenyap sejalan dengan berlalunya waktu. Karena emang kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.
Oya, kamu juga bakal mengerti bahwa dalam upaya menghadapi sebuah kegagalan, kamu akan menjadi lebih kuat, lebih mudah beradaptasi, dan tentunya akan lebih pede menjalani hidup ini. Teruslah berusaha untuk berhasil. Lupakan kegagalan. Tak perlu mengeluh. Selain itu, kamu kudu berhenti mencari alasan untuk sebuah kegagalan. Jangan menyalahkan orang lain atas kegagalanmu atau ketidakmampuanmu melakukan sesuatu. Ok?
Kenapa harus berhenti mencari alasan? Saya menemukan sebuah pernyataan bagus dalam sebuah artikel motivasi yang dikirim seorang teman via e-mail. Di situ disebutkan bahwa kalo kamu fokus mencari alasan untuk sebuah kegagalan, kamu bisa temukan berjuta-juta dengan mudahnya. Namun, alasan tetaplah alasan. Ia takkan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Kerapkali, alasan serupa dengan pengingkaran. Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri. Ini menjauhkan kamu dari keberhasilan; sekaligus melemahkan kekuatan diri sendiri. Berhentilah mencari suatu alasan untuk menutupi kegagalan. Mulailah bertindak untuk meraih keberhasilan.
Dalam artikel itu pun dijelaskan bahwa belajarlah dari penambang yang tekun mencari emas. Ditimbanya berliter-liter tanah keruh dari sungai. Ia saring lumpur dari pasir. Ia sisir pasir dari logam. Tak jemu ia lakukan hingga tampaklah butiran emas berkilauan. Begitulah semestinya kamu memperlakukan kegagalan. Kegagalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas. Bila kamu terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka kamu akan menemukan cahaya kesempatan. Hanya mencari alasan, sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada di dalamnya.
Kita bisa mencontoh usaha tak kenal lelah Rasulullah saw. yang berjuang 13 tahun di Mekkah untuk menyebarkan Islam. Bukan tanpa kegagalan, tapi Rasulullah saw. selalu dapat bangkit kembali. Perjuangan beliau 10 tahun di Madinah pun, banyak menuai kegagalan. Tapi Rasulullah saw. tak gentar. Dakwahnya yang sering dicemooh kaum kafir Quraisy, beliau jadikan sebagai cambuk untuk terus melaju. Hasilnya? Sampai sekarang Islam menjelma menjadi sebuah kekuatan yang wajib diperhitungkan pejuang ideologi lain.
So, jika menghadapi kesulitan dan kerumitan dalam hidup, jangan menyerah, jangan mengeluh, jangan menyalahkan orang lain atas penderitaan kita. Bersikaplah realistis. Kita memang manusia. Punya kelemahan dan tentu saja keterbatasan. Keluhan tak ada artinya tanpa ada perbuatan untuk mengubahnya. Apalagi selalu mengeluh. Awalnya sih bisa dianggap wajar karena manusia kalo menderita ya langsung merespon dengan berbagai ungkapan dan perilaku, termasuk mengeluh. Tetapi kalo ngeluh terus dan selalu nyalahin orang lain, gimana kita mau belajar mencambuk diri kita? Iya kan? Kamu bisa kan mengubah dan memperbaiki diri menjadi yang terbaik? Insya Allah bisa selama kamu mau berusaha.
Bener banget! Tak sedikit yang berusaha bangkit, dan akhirnya mereka berhasil. Namun banyak juga yang sudah berkali-kali bangkit tapi harus jatuh pula berkali-kali. Mereka mengeluh? Ada yang mengeluh. Namun tak sedikit yang tetap fokus pada apa yang ingin diraihnya dan alhamdulillah berhasil. Maka, kuncinya adalah meluruskan niat, maksimalkan ikhtiar dan yakinlah bahwa Allah Swt akan menyempurnakannya dengan keberhasilan yang kita raih. Insya Allah.
Kamu terbiasa mengeluh? Menyalahkan keadaan? Atau malah menyalahkan orang lain yang kamu anggap punya andil dalam kegagalan dan penderitaan kamu?
Pada praktiknya banyak di antara kita yang sering ambil jalan pintas yang paling mudah, yakni mengarahkan telunjuk kita keluar. Celakanya lagi, banyak yang tak mau sedikitpun berusaha untuk interospeksi. Ada yang reaktif menyerang pihak lain, tak sedikit yang bisanya hanya mengeluh dan mengeluh.
Bro en Sis, nggak usah malu untuk mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Kegagalan adalah hal biasa. Kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. Kecewa dan sedih bukanlah kiamat. Selama kita mau menghadapi kenyataan dengan realistis dan berusaha untuk mengubahnya, insya Allah masih ada waktu untuk memperbaikinya. So, tak perlu mengeluhkannya atau malah membuat kita hancur lebur di mata orang lain karena kita selalu menyalahkan mereka yang dianggap andil dalam kegagalan kita atau ketidakmampuan kita.
Interospeksi diri
Pernah dengar kan istilah buruk muka cermin dibelah? Yup, ungkapan ini cocok untuk menggambarkan orang yang nggak biasa berlapang dada. Kalo emang kalah, harusnya akui kekalahan. Kalo emang salah, akui kesalahan. Tak perlu juga mengeluh atau membela diri. Sportif gitu lho. Jangan malah ngamuk-ngamuk untuk menuding orang lain sebagai biang kegagalan dan kesalahan kita. Padahal, kitanya aja yang emang lemah dan nggak mampu.
Sikap lapang dada ini harus dipupuk sejak anak-anak. Kejujuran dan mau mengakui keunggulan orang lain harus dibiasakan sejak usia dini. Atau, kalo pun sekarang kita udah pada gede, maka mulailah belajar untuk lapang dada. Belum telat kok. Sebab, daripada capek-capek menyalahkan orang lain, kan mendingan mengevaluasi kemampuan diri sendiri. Simpel. Mudah pula. Betul?
Saya pernah tuh dimarahin waktu kerja di sebuah perusahaan supplier bahan kimia dan peralatan untuk laboratorium di Jakarta, ketika saya sekadar menasihati atasan saya untuk tidak melakukan aktivitas suap. Karena memang dalam Islam nggak boleh. Eh, bukannya kemudian diskusi untuk mencari titik temu atau paling nggak menanyakan lebih lanjut, dia malah bilang, “Saya tuh empat tahun nyantri di … (sensor: pokoknya pesantren terkenal di negeri ini). Tapi nggak fanatik kayak kamu”. Wacks!
Dia bilang begitu mungkin karena melihat saya yang lulusan sekolah kejuruan, bukan pesantren. Padahal, kalo mau berlapang dada, kan bisa nanya baik-baik, “Memangnya kamu tahu dari mana? Bagaimana penjelasannya?”. Kan bisa diskusi tuh. Jangan langsung bilang begitu sampe kudu banding-bandingin lamanya nyantri segala. Sebab, sangat percuma juga nyantri empat tahun atau mungkin lebih kalo di pesantren kerjanya cuma tidur melulu. Atau kalo pun belajar, tapi nggak serius. Setiap ikutan kajian cuma masuk telinga kanan, keluar lagi telinga kiri. Sehingga materi pelajaran tuh dibiarkan memantul sempurna alias nggak ada yang masuk. Gimana mo pinter?
Sikap lapang dada untuk menerima masukan itu sebenarnya nggak susah. Kalo memang kita mau terus merenung dan mengevaluasi kondisi kita. Kita ini kan manusia. Punya kelemahan dan keterbatasan. Itu sebabnya, membutuhkan dukungan yang lain. Dan, yang biasanya lebih mudah menilai kita ya orang lain. Ibarat cermin, kita itu akan dilihat oleh orang lain. Kan belum ada ceritanya kita bisa ngelihat wajah kita sendiri kalo nggak pake cermin atau benda sejenisnya yang bisa memantulkan gambaran diri kita. Iya kan?
Cermin memantulkan wajah asli kita. Begitu pun orang-orang di sekitar kita yang akan memberikan masukan kepada kita. Kalo kita salah, maka di antara mereka ada yang ngasih tahu kita. Jangan merasa menang sendiri. Coba deh, misalnya kita udah makan es cendol. Terus, lupa membersihkan mulut, kumis dan jenggot. Ketika ada orang yang bilang, “Mas, tuh ada cendol yang nyangkut di jenggot!”. Nah, karena kita nggak bawa cermin, orang lain yang lihat itulah yang mengingatkan karena tahu wajah kita dan tahu penampilan diri kita. Maka, dengan lapang dada kita ngucapin terima kasih. Betul? Tetapi kalo kita malah marah diingatkan, itu sih namanya nggak tahu diri.
Sama halnya ketika kita berbuat maksiat, kemudian ada orang lain yang mengingatkan kita. Sikap yang bagus tentunya kita berterima kasih karena ada orang yang mau mengingatkan kita. Sikap yang sama sekali nggak elok dan mungkin bisa dibilang bodoh adalah malah balik menyerang. “Kamu tahu apa sih tentang agama? Jangan khotbah di depan saya!” Wah, itu namanya nggak lapang dada. Tapi melakukan argumentum ad hominem alias argumentasi melawan orang. Yakni menimpakan kesalahan, kekesalan, dan kegagalan pada orang lain.
Terima kenyataan tapi jangan menyerah
Bro en Sis, selain kita kudu interospeksi, kita juga jangan putus asa. Interospeksi diperlukan agar kita mau sadar atas apa yang telah kita perbuat. Tetapi tentu saja nggak cukup cuma menyadari. Masih ada agenda yang harus dilakukan, yakni berusaha untuk memperbaiki kondisi dan jangan pernah menyerah.
Kata pepatah hidup ini nggak selamanya bisa memilih. Adakalanya kita harus rela menerima, sepahit apa pun kenyataannya. Nikmati saja. Nggak usah bingung, nggak usah jadi beban. Anggap saja kegagalan ini bagian dari dinamika hidup. Orang-orang yang lebih sentimentil suka bilang, ini seninya hidup. Duilee.. kedengarannya indah banget ya? Tapi bagus tuh, selain menghibur diri, juga belajar menikmati dengan senang hati terhadap sesuatu yang sebenarnya tak kita inginkan dan tak kita harapkan.
Kamu pernah nggak mengeluh ketika ditugaskan oleh ketua OSIS atau Rohis di sekolah? Bagi mereka yang suka mengeluhkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, alasannya seringkali banyak. Padahal intinya kamu manja campur malas. Misalnya, disuruh ngisi pengajian. Gaga-gara nggak ada sepeda motor lalu kamu malas. Tetapi untuk menutupi kemalasanmu, kamu berusaha self defence. Bahkan kemanjaan kamu ditampakkan juga dengan sedikit menimpakan kesalahan ke orang lain dengan beralasan, “Nih sepeda motor teman saya dipake bapaknya, jadi teman saya nggak bisa nganter saya deh ke pengajian. Lagi pula nih tiba-tiba penyakit maag saya kambuh.” Waduh! Kesannya emang jadi mendramatisir. Mengeluh dan sekaligus nyalahin orang.
Kondisi yang ‘mengkhawatirkan’ lainnya adalah, kalo kita berada pada posisi yang benar-benar menderita dalam kegagalan, tetapi kita mengeluh terus ketimbang berusaha mengubah kondisi itu. Setiap orang emang berbeda dalam cara meresponnya. Itu semua bergantung kepada pengalamannya dalam menikmati hidup ini. Bagi mereka yang kurang ‘terampil’ dan selalu lurus-lurus aja dalam hidupnya, maka bisa dipastikan, ia akan kaget berat menghadapi beratnya ujian. Beda ama yang udah biasa “pahit”, ia akan lebih dewasa dan bijak dalam bersikap. Tidak ada keluhan, yang muncul selalu optimis.
Yakinlah sobat, kalo kamu menghadapi persoalan sulit, dan jika kamu harus menelan rasa kecewa yang emang pahit itu, nikmati sajalah sebagai bagian dari dinamika hidup kita. Nikmati apa adanya. Yakin saja bahwa kamu bisa lolos dari tekanan itu atas pertolongan Allah Swt.
Kita harus yakin bahwa kita masih selalu bisa memperbaiki. Siapa tahu “ketahan-malangan” itu akan berguna di masa depan. Yakin saja sobat! Suatu saat kita akan terbiasa, dan terus mencari solusinya.
Badai pasti berlalu
Sobat muda muslim, satu hal yang perlu ditanamkan dalam diri kita adalah, rasa pasti bahwa kehidupan ini akan normal kembali, meskipun mungkin dalam beberapa kondisi kayaknya bisa dibilang tak menentu. Tapi yakinlah, itu hanya sementara waktu saja. Ibarat penyakit mah, dalam tahap pemulihan. Ibarat badai, pasti akan berlalu.
Bila kegagalan itu sangat membuatmu patah semangat dan patah hati, jangan mengeluh. Tetapi cobalah berani untuk membagi kesedihan dengan orang lain. Paling nggak dengan orang yang dekat denganmu. Insya Allah, dengan adanya shoulder to cry on—bahu untuk menangis, kita bisa menumpahkan segala kesedihan, amarah, termasuk emosimu yang lainnya setelah kegagalan itu kepada orang terdekat kita. Meskipun mungkin sangat sulit untuk memulainya. Tapi, cobalah lebih dekat dengan orang-orang yang spesial bagimu; kakakmu, ibumu, ayahmu, guru pengajian, guru di sekolah, atau bahkan dengan teman kamu yang kamu anggap cocok untuk curhat. Insya Allah bisa membantu.
So, jangan pernah terus mengurung diri dalam rasa kecewa yang amat dalam. Gagal itu biasa. Tapi berusaha terus, itu yang luar biasa. Jangan menyerah. Yakin saja, bahwa peristiwa itu akan sirna seiring perjalanan waktu, kepedihan perlahan-lahan akan lenyap sejalan dengan berlalunya waktu. Karena emang kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.
Oya, kamu juga bakal mengerti bahwa dalam upaya menghadapi sebuah kegagalan, kamu akan menjadi lebih kuat, lebih mudah beradaptasi, dan tentunya akan lebih pede menjalani hidup ini. Teruslah berusaha untuk berhasil. Lupakan kegagalan. Tak perlu mengeluh. Selain itu, kamu kudu berhenti mencari alasan untuk sebuah kegagalan. Jangan menyalahkan orang lain atas kegagalanmu atau ketidakmampuanmu melakukan sesuatu. Ok?
Kenapa harus berhenti mencari alasan? Saya menemukan sebuah pernyataan bagus dalam sebuah artikel motivasi yang dikirim seorang teman via e-mail. Di situ disebutkan bahwa kalo kamu fokus mencari alasan untuk sebuah kegagalan, kamu bisa temukan berjuta-juta dengan mudahnya. Namun, alasan tetaplah alasan. Ia takkan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Kerapkali, alasan serupa dengan pengingkaran. Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri. Ini menjauhkan kamu dari keberhasilan; sekaligus melemahkan kekuatan diri sendiri. Berhentilah mencari suatu alasan untuk menutupi kegagalan. Mulailah bertindak untuk meraih keberhasilan.
Dalam artikel itu pun dijelaskan bahwa belajarlah dari penambang yang tekun mencari emas. Ditimbanya berliter-liter tanah keruh dari sungai. Ia saring lumpur dari pasir. Ia sisir pasir dari logam. Tak jemu ia lakukan hingga tampaklah butiran emas berkilauan. Begitulah semestinya kamu memperlakukan kegagalan. Kegagalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas. Bila kamu terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka kamu akan menemukan cahaya kesempatan. Hanya mencari alasan, sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada di dalamnya.
Kita bisa mencontoh usaha tak kenal lelah Rasulullah saw. yang berjuang 13 tahun di Mekkah untuk menyebarkan Islam. Bukan tanpa kegagalan, tapi Rasulullah saw. selalu dapat bangkit kembali. Perjuangan beliau 10 tahun di Madinah pun, banyak menuai kegagalan. Tapi Rasulullah saw. tak gentar. Dakwahnya yang sering dicemooh kaum kafir Quraisy, beliau jadikan sebagai cambuk untuk terus melaju. Hasilnya? Sampai sekarang Islam menjelma menjadi sebuah kekuatan yang wajib diperhitungkan pejuang ideologi lain.
So, jika menghadapi kesulitan dan kerumitan dalam hidup, jangan menyerah, jangan mengeluh, jangan menyalahkan orang lain atas penderitaan kita. Bersikaplah realistis. Kita memang manusia. Punya kelemahan dan tentu saja keterbatasan. Keluhan tak ada artinya tanpa ada perbuatan untuk mengubahnya. Apalagi selalu mengeluh. Awalnya sih bisa dianggap wajar karena manusia kalo menderita ya langsung merespon dengan berbagai ungkapan dan perilaku, termasuk mengeluh. Tetapi kalo ngeluh terus dan selalu nyalahin orang lain, gimana kita mau belajar mencambuk diri kita? Iya kan? Kamu bisa kan mengubah dan memperbaiki diri menjadi yang terbaik? Insya Allah bisa selama kamu mau berusaha.
Bener banget! Tak sedikit yang berusaha bangkit, dan akhirnya mereka berhasil. Namun banyak juga yang sudah berkali-kali bangkit tapi harus jatuh pula berkali-kali. Mereka mengeluh? Ada yang mengeluh. Namun tak sedikit yang tetap fokus pada apa yang ingin diraihnya dan alhamdulillah berhasil. Maka, kuncinya adalah meluruskan niat, maksimalkan ikhtiar dan yakinlah bahwa Allah Swt akan menyempurnakannya dengan keberhasilan yang kita raih. Insya Allah.
Kerudung Dusta
Percaya atau tidak, tulisan ini emang terinspirasi dari obrolan anak-anak cewek waktu saya bantuin tim distribusi nyebarin gaulislam ke sekolah-sekolah. Di sebuah sekolah di kota Bogor, di Jl. Dr. Sumeru tepatnya, saya sempat merekam obrolan beberapa anak perempuan. Di antara mereka ada yang pake kerudung ada pula yang masih membiarkan rambutnya—yang merupakan bagian dari aurat—dilihat banyak orang. Nah, yang menarik adalah ketika ada seorang anak cewek yang manggil-manggil temannya dengan sebutan “kerudung palsu”. Entah apa maksudnya karena saya nggak konfirmasi ke anak cewek tersebut. Maklum, saya terburu-buru mau nyebarin gaulislam edisi cetak ini ke sekolah lainnya.
Jujur saya tergelitik dengan istilah yang dilontarkan anak cewek itu: kerudung palsu. Mungkin nih, tebakan saya adalah ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, dia sedang mengejek temannya yang pake kerudung karena sang teman perilakunya tidak mencerminkan layaknya perempuan yang menjaga kehormatannya melalui busana muslimah itu. Kemungkinan kedua, bisa juga cuma guyonan. Tetapi terlepas dari apa motif anak cewek itu melontarkan istilah “kerudung palsu”, akhirnya menjadi inspirasi bagi saya untuk menulis artikel di gaulislam dengan judul yang sedikit provokatif, yakni “kerudung dusta”. Insya Allah edisi cetaknya ini juga akan disebarkan ke sekolah tersebut. Dan, siapa tahu anak cewek yang komentar dan yang dikomentarin tersebut baca juga. Seru deh!
Bro en Sis, semoga saja artikel ini bisa menginspirasi kamu semua untuk mulai peduli hubungan antara busana dan perilaku pemakainya. Selain itu kita semua berharap bahwa sebagai muslim, pilihan kita dalam berbusana pun harus disesuaikan dengan ajaran agama kita. Nggak boleh sesuka kita. Tetapi memang ngikutin aturan yang berlaku. Sebab, untuk hal-hal mubah dalam kehidupan sehari-hari aja manusia bisa bikin aturan dan minta ditaati. Maka, Allah Swt, tentu saja lebih berhak untuk ditaati aturanNya. Iya kan?
Istilah “kerudung palsu” dan juga “kerudung dusta” muncul dengan suatu motif. Pasti banget bahwa setiap orang melakukan sesuatu atau berpendapat tentang sesuatu sesuai motifnya. Kita akan tahu apa yang dimaksudkannya setelah mengetahui motifnya berperilaku atau berpendapat. Itu sebabnya, penting bagi kita untuk mengetahui tujuan dan niatnya sera fakta di lapangan yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Busana mengkomunikasikan pesan
Manusia, selain berkomunikasi secara tulisan dan lisan, juga menggunakan lambang dan simbol untuk melakukan komunikasi. Rambu-rambu lalu lintas contohnya. Kita bisa tahu maksudnya huruf P yang disilang, yakni kendaraan tidak boleh parkir di tempat yang dipasangi rambu tersebut. Maka jika kita markirin kendaraan di situ, udah pasti melanggar aturan. Tapi jangan juga ngeles kayak anekdot yang pernah saya baca. Tukang becak yang ngeyel dengan tetap ngetem di tempat yang sudah dipasangi rambu lalu lintas bergambar becak yang disilang, yang artinya becak nggak boleh ada di tempat itu. Tetapi ada tukang becak yang ngeles dengan mengatakan bahwa yang nggak boleh di situ kan gambar becak bukan becaknya. Hehehe… ini sih ngakalin memang. Maka, dalam lanjutan anekdot itu dikisahkan polisi yang negor tukang becak tersebut marah dengan mengatakan: “apakah kamu nggak sekolah, masa’ lambang gini nggak ngerti?” Eh, tukang becaknya nggak kalah berargumen: “Wah Pak, kalo saya sekolah dan pinter, mungkin sudah seperti Bapak!” Gubrak!
Nah, ngomong-ngomong soal kerudung (termasuk jilbab), ternyata busana juga bisa mengirimkan pesan lho. Sebab, busana, menurut Kefgen dan Touchie-Specht, mempunyai fungsi: diferensiasi, perilaku, dan emosi. Dengan busana, membedakan diri (dan kelompoknya) dari orang, kelompok, atau golongan lain. Dalam hal ini, kamu suka nemuin kan ada orang yang suka tampil beda dengan busana atau aksesoris lainnya. Sekelompok remaja puteri ada yang berani untuk mengenakan busana yang tak menutupi auratnya kalo keluar rumah. Sebagian yang lain merasa besar kepala bila keluar rumah pamer rambut indahnya, berhias berlebihan dan nyemprotin parfum ampe super wangi.
Perbedaan yang hendak dikomunikasikan melalui busana ini, tentunya agar orang tahu siapa dirinya. Agar semua orang bisa menilai dirinya tanpa perlu kita bicara secara lisan atau menyampaikan melalui tulisan. Busana, adalah bagian dari komunikasi melalui simbol.
Terus, busana juga bisa mengendalikan perilaku, lho. Kalo ada pak polisi mengenakan seragam polisi, maka biasanya beliau-beliau jaim alias jaga imej deh. Begitupun dengan remaja puteri, saat kamu memakai kerudung, maka perilaku kamu nggak bakalan “se-okem” ketika kamu berjins-ria. Ini fakta umum. Apalagi bagi yang udah sempurna berjilbab, nggak bakalan berani berperilaku yang norak, okem, senewen, atau malah urakan dan maksiat. Kecuali emang belum ngerti atau memang sengaja untuk kamuflase di tahap awal agar orang memandang dia baik perilakunya.
Hehehe.. ini juga fakta lho. Beberapa facebooker, menurut seorang kawan, ternyata PP alias foto profilnya mengenakan kerudung tetapi pada foto di ‘dalemannya’ malah ada penampilannya yang sedang membuka aurat. Nah, cerita teman saya itu, dia heran karena itu adalah temannya di jaman SMA, maka doi surprise dan menganggap sang teman sudah berubah. Eh, ternyata eh ternyata itu cuma di tampilan foto profilnya. Selebihnya, sang teman masih menampilkan fotonya dalam keadaan tak berkerudung. Waduh! Apakah ini bisa disebut kerudung dusta? Mungkin juga.
Bro en Sis, busana juga ternyata bisa berfungsi mengkomunikasikan emosi. Coba aja deh, kalo kamu nonton bola dengan bersegaram klub kebanggaan kamu, “nilai” teriak bin sorakknya lebih berharga (ciee.. emang gitu ya?). Kamu bisa lihat di televisi, bagaimana para penonton merasa terlibat secara emosi bila mengenakan kaos klub favoritnya.
So, buat para cewek wa akhwatuha, jadikan citra jilbab dalam perspesi sosial umum sebagai kebaikan; sopan, ramah, kalem, tahu agama, alim dan sebagainya. Jadi, seperti kata Kefgen dan Touchie-Specht, bahwa busana adalah “menyampaikan pesan”. Kamu menerima pesan di balik busana orang, kemudian merespon sesuai persepsi sosial kamu. Jadi, mungkin akan wajar kalo teman kamu akan bilang kerudung palsu atau kerudung dusta karena perilaku kamu bertentangan dengan busanamu. Intinya, busanamu mencerminkan perilakumu. Sebab, cara pandang seseorang akan mempengaruhi perilakunya.
Busana muslimah itu indah
Islam, sebagai agama yang sempurna memperhatikan pula tentang urusan pakaian. Yang indah itu yang bagaimana, yang sesuai syariat itu yang bagaimana. Semua dijelaskan oleh Islam. Bicara soal pakaian, Allah Swt, telah mengatur dalam firmanNya (yang artinya): “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.” (QS al-A’râf [7]: 26)
Nah, ngomong-ngomong syariat, busana muslimah tuh udah ada aturannya. Firman Allah Swt. (yang artinya): “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS al-Ahzab [33]: 59)
Saya coba ngasih penjelasan sedikit. Moga-moga aja kamu pada paham ya? Jilbab bermakna milhâfah (baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis), kain (kisâ’) apa saja yang dapat menutupi, atau pakaian (tsawb) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh. Di dalam kamus al-Muhîth dinyatakan demikian: Jilbab itu laksana sirdâb (terowongan) atau sinmâr (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.
Nah, kalo kamu pengen tahu penjelasan tambahannya, ada juga keterangan dalam kamus ash-Shahhâh, al-Jawhârî menyatakan: Jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhâfah) yang sering disebut mulâ’ah (baju kurung). Begitu sobat. Moga aja setelah ini nggak kebalik-balik lagi ketika membedakan antara jilbab dan kerudung.
Jadi pakaian muslimah itu? Nah, yang dimaksud pakaian muslimah, dan itu sesuai syariat Islam, adalah jilbab plus kerudungnya. Dan itu wajib dikenakan ketika keluar rumah atau di dalam rumah ketika ada orang asing (baca: bukan mahram) yang kebetulan sedang bertamu ke rumah kita or keluarga kita.
Sobat muda muslim, saya ‘cerewet’ begini bukan ngiri or nggak suka sama kamu. Tapi justru sebagai bentuk kepedulian. Tentu karena sayang sama kamu. Supaya ketika kamu berbuat patokannya adalah syariat Islam, bukan mode atawa selera kamu semata. Ok?
Semoga melalui tulisan ini, istilah kerudung palsu or kerudung dusta nggak melekat sama kamu. Sebab rugi banget deh, kamu pake kerudung tapi kamu masih dijuluki gajah alias gadis jahiliyah. Artinya, kerudung cuma nyangkut di kepala nutupin rambut dioang, tetapi pikiran kamu masih belum dihiasi dengan indahnya aturan Islam. Jika itu yang terjadi, pantas deh disebut kerudung dusta.
Yuk, benahi cara pandang kita tentang busana. Bahwa mengenakan busana muslimah itu kewajiban, bukan pilihan, apalagi atas dasar tren. Selain itu, poles pemikiran dan perasaan kamu dengan cara pandang ajaran Islam. Maka, nggak sekadar pake kerudung dan jilbab, tapi keilmuan kamu juga oke. Hebat kan? So, selamat tinggal kerudung dusta. Bye-bye kerudung palsu. So, jadilah muslimah betulan! Pasti bisa deh! Sip!
Jujur saya tergelitik dengan istilah yang dilontarkan anak cewek itu: kerudung palsu. Mungkin nih, tebakan saya adalah ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, dia sedang mengejek temannya yang pake kerudung karena sang teman perilakunya tidak mencerminkan layaknya perempuan yang menjaga kehormatannya melalui busana muslimah itu. Kemungkinan kedua, bisa juga cuma guyonan. Tetapi terlepas dari apa motif anak cewek itu melontarkan istilah “kerudung palsu”, akhirnya menjadi inspirasi bagi saya untuk menulis artikel di gaulislam dengan judul yang sedikit provokatif, yakni “kerudung dusta”. Insya Allah edisi cetaknya ini juga akan disebarkan ke sekolah tersebut. Dan, siapa tahu anak cewek yang komentar dan yang dikomentarin tersebut baca juga. Seru deh!
Bro en Sis, semoga saja artikel ini bisa menginspirasi kamu semua untuk mulai peduli hubungan antara busana dan perilaku pemakainya. Selain itu kita semua berharap bahwa sebagai muslim, pilihan kita dalam berbusana pun harus disesuaikan dengan ajaran agama kita. Nggak boleh sesuka kita. Tetapi memang ngikutin aturan yang berlaku. Sebab, untuk hal-hal mubah dalam kehidupan sehari-hari aja manusia bisa bikin aturan dan minta ditaati. Maka, Allah Swt, tentu saja lebih berhak untuk ditaati aturanNya. Iya kan?
Istilah “kerudung palsu” dan juga “kerudung dusta” muncul dengan suatu motif. Pasti banget bahwa setiap orang melakukan sesuatu atau berpendapat tentang sesuatu sesuai motifnya. Kita akan tahu apa yang dimaksudkannya setelah mengetahui motifnya berperilaku atau berpendapat. Itu sebabnya, penting bagi kita untuk mengetahui tujuan dan niatnya sera fakta di lapangan yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Busana mengkomunikasikan pesan
Manusia, selain berkomunikasi secara tulisan dan lisan, juga menggunakan lambang dan simbol untuk melakukan komunikasi. Rambu-rambu lalu lintas contohnya. Kita bisa tahu maksudnya huruf P yang disilang, yakni kendaraan tidak boleh parkir di tempat yang dipasangi rambu tersebut. Maka jika kita markirin kendaraan di situ, udah pasti melanggar aturan. Tapi jangan juga ngeles kayak anekdot yang pernah saya baca. Tukang becak yang ngeyel dengan tetap ngetem di tempat yang sudah dipasangi rambu lalu lintas bergambar becak yang disilang, yang artinya becak nggak boleh ada di tempat itu. Tetapi ada tukang becak yang ngeles dengan mengatakan bahwa yang nggak boleh di situ kan gambar becak bukan becaknya. Hehehe… ini sih ngakalin memang. Maka, dalam lanjutan anekdot itu dikisahkan polisi yang negor tukang becak tersebut marah dengan mengatakan: “apakah kamu nggak sekolah, masa’ lambang gini nggak ngerti?” Eh, tukang becaknya nggak kalah berargumen: “Wah Pak, kalo saya sekolah dan pinter, mungkin sudah seperti Bapak!” Gubrak!
Nah, ngomong-ngomong soal kerudung (termasuk jilbab), ternyata busana juga bisa mengirimkan pesan lho. Sebab, busana, menurut Kefgen dan Touchie-Specht, mempunyai fungsi: diferensiasi, perilaku, dan emosi. Dengan busana, membedakan diri (dan kelompoknya) dari orang, kelompok, atau golongan lain. Dalam hal ini, kamu suka nemuin kan ada orang yang suka tampil beda dengan busana atau aksesoris lainnya. Sekelompok remaja puteri ada yang berani untuk mengenakan busana yang tak menutupi auratnya kalo keluar rumah. Sebagian yang lain merasa besar kepala bila keluar rumah pamer rambut indahnya, berhias berlebihan dan nyemprotin parfum ampe super wangi.
Perbedaan yang hendak dikomunikasikan melalui busana ini, tentunya agar orang tahu siapa dirinya. Agar semua orang bisa menilai dirinya tanpa perlu kita bicara secara lisan atau menyampaikan melalui tulisan. Busana, adalah bagian dari komunikasi melalui simbol.
Terus, busana juga bisa mengendalikan perilaku, lho. Kalo ada pak polisi mengenakan seragam polisi, maka biasanya beliau-beliau jaim alias jaga imej deh. Begitupun dengan remaja puteri, saat kamu memakai kerudung, maka perilaku kamu nggak bakalan “se-okem” ketika kamu berjins-ria. Ini fakta umum. Apalagi bagi yang udah sempurna berjilbab, nggak bakalan berani berperilaku yang norak, okem, senewen, atau malah urakan dan maksiat. Kecuali emang belum ngerti atau memang sengaja untuk kamuflase di tahap awal agar orang memandang dia baik perilakunya.
Hehehe.. ini juga fakta lho. Beberapa facebooker, menurut seorang kawan, ternyata PP alias foto profilnya mengenakan kerudung tetapi pada foto di ‘dalemannya’ malah ada penampilannya yang sedang membuka aurat. Nah, cerita teman saya itu, dia heran karena itu adalah temannya di jaman SMA, maka doi surprise dan menganggap sang teman sudah berubah. Eh, ternyata eh ternyata itu cuma di tampilan foto profilnya. Selebihnya, sang teman masih menampilkan fotonya dalam keadaan tak berkerudung. Waduh! Apakah ini bisa disebut kerudung dusta? Mungkin juga.
Bro en Sis, busana juga ternyata bisa berfungsi mengkomunikasikan emosi. Coba aja deh, kalo kamu nonton bola dengan bersegaram klub kebanggaan kamu, “nilai” teriak bin sorakknya lebih berharga (ciee.. emang gitu ya?). Kamu bisa lihat di televisi, bagaimana para penonton merasa terlibat secara emosi bila mengenakan kaos klub favoritnya.
So, buat para cewek wa akhwatuha, jadikan citra jilbab dalam perspesi sosial umum sebagai kebaikan; sopan, ramah, kalem, tahu agama, alim dan sebagainya. Jadi, seperti kata Kefgen dan Touchie-Specht, bahwa busana adalah “menyampaikan pesan”. Kamu menerima pesan di balik busana orang, kemudian merespon sesuai persepsi sosial kamu. Jadi, mungkin akan wajar kalo teman kamu akan bilang kerudung palsu atau kerudung dusta karena perilaku kamu bertentangan dengan busanamu. Intinya, busanamu mencerminkan perilakumu. Sebab, cara pandang seseorang akan mempengaruhi perilakunya.
Busana muslimah itu indah
Islam, sebagai agama yang sempurna memperhatikan pula tentang urusan pakaian. Yang indah itu yang bagaimana, yang sesuai syariat itu yang bagaimana. Semua dijelaskan oleh Islam. Bicara soal pakaian, Allah Swt, telah mengatur dalam firmanNya (yang artinya): “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.” (QS al-A’râf [7]: 26)
Nah, ngomong-ngomong syariat, busana muslimah tuh udah ada aturannya. Firman Allah Swt. (yang artinya): “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS al-Ahzab [33]: 59)
Saya coba ngasih penjelasan sedikit. Moga-moga aja kamu pada paham ya? Jilbab bermakna milhâfah (baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis), kain (kisâ’) apa saja yang dapat menutupi, atau pakaian (tsawb) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh. Di dalam kamus al-Muhîth dinyatakan demikian: Jilbab itu laksana sirdâb (terowongan) atau sinmâr (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.
Nah, kalo kamu pengen tahu penjelasan tambahannya, ada juga keterangan dalam kamus ash-Shahhâh, al-Jawhârî menyatakan: Jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhâfah) yang sering disebut mulâ’ah (baju kurung). Begitu sobat. Moga aja setelah ini nggak kebalik-balik lagi ketika membedakan antara jilbab dan kerudung.
Jadi pakaian muslimah itu? Nah, yang dimaksud pakaian muslimah, dan itu sesuai syariat Islam, adalah jilbab plus kerudungnya. Dan itu wajib dikenakan ketika keluar rumah atau di dalam rumah ketika ada orang asing (baca: bukan mahram) yang kebetulan sedang bertamu ke rumah kita or keluarga kita.
Sobat muda muslim, saya ‘cerewet’ begini bukan ngiri or nggak suka sama kamu. Tapi justru sebagai bentuk kepedulian. Tentu karena sayang sama kamu. Supaya ketika kamu berbuat patokannya adalah syariat Islam, bukan mode atawa selera kamu semata. Ok?
Semoga melalui tulisan ini, istilah kerudung palsu or kerudung dusta nggak melekat sama kamu. Sebab rugi banget deh, kamu pake kerudung tapi kamu masih dijuluki gajah alias gadis jahiliyah. Artinya, kerudung cuma nyangkut di kepala nutupin rambut dioang, tetapi pikiran kamu masih belum dihiasi dengan indahnya aturan Islam. Jika itu yang terjadi, pantas deh disebut kerudung dusta.
Yuk, benahi cara pandang kita tentang busana. Bahwa mengenakan busana muslimah itu kewajiban, bukan pilihan, apalagi atas dasar tren. Selain itu, poles pemikiran dan perasaan kamu dengan cara pandang ajaran Islam. Maka, nggak sekadar pake kerudung dan jilbab, tapi keilmuan kamu juga oke. Hebat kan? So, selamat tinggal kerudung dusta. Bye-bye kerudung palsu. So, jadilah muslimah betulan! Pasti bisa deh! Sip!
Pilih Ganteng atau Takwa?
Ssstt, kamu pasti pada tahu kan tongkrongannya Irfan Bachdim, Justin Bieber, Dude Herlino, Hyun Bin, dan masih banyak deretan nama cowok lainnya. Kata banyak orang, mereka cakep, ganteng, tampan bin kasep. Kok kata orang? Karena apa yang menurut kata orang banyak, belum tentu saya sependapat dengan mereka. Suka-suka donk!
Semua nama tersebut adalah deretan selebritis yang terkenal di bidangnya masing-masing. Dari semua nama tersebut, hanya Irfan Bachdim saja yang background-nya adalah sepak bola. Selebihnya adalah kalangan artis dan bintang sinetron/film. Tak heran, karena bidang ini (baca: entertainment) memang mengharuskan wajah cakep sebagai modal utama bila ingin terkenal.
Kalau yang tak punya wajah cakep, gimana dong? Kalau nekat pingin terkenal di dunia selebritis, tanpa modal cakep dan body seksi maka kamu harus punya kebalikannya. Apaan tuh? Sorry, nggak tega bener sebetulnya mau bilang kalo kebalikan wajah cakep adalah wajah (maaf) ancur. Coba aja kamu perhatikan beberapa seleb yang settingan wajahnya begitu. Mereka selalu mentertawakan diri sendiri dengan banyolan yang intinya pengakuan bahwa wajah mereka sendiri jauh dari harapan (akhirnya bisa nemu padanan kata yg sopan untuk istilah wajah ancur hehehe).
Tapi ngemeng-ngemeng (baca: ngomong-ngomong), apakah wajah cakep atau ganteng itu segitu pentingnya sih buat manusia terutama remaja seusia kamu? Apakah tak ada faktor lain yang bisa dilihat dari seorang cowok selain tampilan fisiknya semata?
Ganteng, penting nggak sih?
Bisa dipastikan hampir 100% dari kamu menjawab PENTING. Biar bagaimanapun, hal pertama yang bakal diperhatikan orang adalah wajah dan penampilan. So pasti, kamu bakal bangga kalo berdampingan dengan cowok cakep dibandingkan dengan cowok jelek. Diajak jalan-jalan oke, dikenalkan ke teman-teman bangga, diajak kondangan bisa nambah PD. Kayaknya asyik banget punya pendamping yang ganteng abis. Ayo, jujur deh.Hehehe…
Masalahnya, definisi ganteng itu yang kayak gimana sih? Apakah yang kayak Irfan Bachdim, Teuku Wisnu, atau siapa pun itu yang biasa nongol di TV karena modal tampangnya dianggap oke punya?
Ternyata ganteng menurut kamu belum tentu sama menurut temanmu. Begitu juga ganteng menurut saya, belum tentu kamu sependapat juga. Jadi sebetulnya, semua cowok itu ganteng, sama kayak semua cewek itu cantik. At least, menurut ibu bapak masing-masing. Coba mana ada ortu yang nyesel punya anak karena wajah anaknya jelek trus malah muji-muji anak tetangga? Kalo pun ada itu ortu yang menghina diri sendiri namanya hehehe…
Back to topic, tentang ganteng tidaknya seorang cowok. Tak ada standar baku rumus kegantengan seseorang itu. Artinya, cakep itu relatif dan jelek itu mutlak hehehe…just kidding. Maksudnya, nggak usah jutek kalo pendapat kalian berbeda satu sama lain untuk menilai kegantengan seorang cowok. Udah deh, yakin aja bahwa cowok yang paling ganteng saat ini adalah bapak kamu. Hayoo…berani nggak kamu bilang bapak kamu nggak ganteng? Ibumu aja sampe kesengsem dan mau nikah kok sama beliau. Iya nggak sih? Sip deh!
Cowok ganteng berikutnya adalah yang jadi suami kamu kelak. Ya iyalah, nggak mungkin banget suami kamu cantik kan? Jadi nggak usah kurang kerjaan sekarang ini dengan membikin tabel kegantengan seseorang. Biarpun ganteng, toh mereka juga nggak kenal sama kamu. Lebih parah lagi adalah apabila ganteng cuma wajah tapi kelakuan naudzubillah. Idih…nggak banget!
Jadi meskipun ganteng itu penting tapi jangan sampai kamu melupakan faktor lain semisal kualitas otak dan akhlak seseorang. Menjadi ganteng tak bisa dipilih, tapi mempunyai otak dan akhlak yang berkualitas itu adalah pilihan yang harus melalui proses tertentu untuk mencapainya. Dan faktor inilah yang lebih pantas mendapat apresiasi dibandingkan wajah rupawan yang tak ada upaya apa pun dilakukan untuk meraihnya.
Ganteng bukan jaminan
Kamu tahu Irfan Bachdim dong ya. Yup, seantero rakyat Indonesia terpesona wajah gantengnya yang kebetulan dikombinasikan dengan skill pintar menggiring bola. Tapi tahukan kamu selera cewek yang menjadi pacar si Irfan ini? Jennifer Kurniawan, pacar si Irfan Bachdim ini berprofesi sebagai model semi telanjang yaitu hanya memakai pakaian dalam.
Ganteng ternyata bukan jaminan untuk melihat kualitas seseorang. Ganteng adalah tampilan fisik yang seringkali mengecoh banyak orang untuk perbuatan buruk di baliknya. Ganteng adalah sebuah anugrah fisik yang sudah ‘given’ alias takdir dari Allah. Seseorang nggak bakal bisa memilih punya wajah cakep seperti Nabi Yusuf misalnya. Apapun kondisi fisik kita, mancung tidaknya hidung kita, memble tidaknya bibir kita, lentik tidaknya bulu mata itu adalah sesuatu yang tidak bisa dipinta. Lagipula tak bakal ada hisab atas diri manusia hanya karena wajahnya nggak ganteng dan hidungnya pesek. Sumpah!
Don’t judge a book by its cover, kata orang bule. Jangan menilai sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja, itu terjemahan bebasnya. Orang bertampang jauh dari ganteng, belum tentu hati dan akhlaknya tidak seganteng wajahnya. Begitu juga sebaliknya. Betapa banyak di luar sana, laki-laki yang memanfaatkan kegantengannya untuk menipu para gadis pemuja fisik semata. Si gadis dirayu dengan pesona fisik yang dimilikinya kemudian dinodai dan dicampakkan. So, berhati-hatilah kamu dengan tampilan ganteng namun kelakuan tak seganteng wajahnya itu.
Sis, yang perlu kamu ingat lagi adalah bahwa kegantengan seorang cowok ada masanya. Nggak selamanya terus ganteng dan fisiknya kuat. Ia akan tua, sama seperti manusia lainnya. Tak ada yang abadi. Itu sebabnya, jangan jadi pemuja kegantengan doang. Ok?
Takwa adalah utama
Waktu saya masih ABG dulu (cie…serasa udah uzur nih jadinya hehehe) saya sudah punya standar ganteng tersendiri. Biar kata semua teman bilang si A ganteng, saya bertahan dengan pendapat saya bahwa si B lebih ganteng daripada si A. Itu karena sedari remaja saya tumbuh menjadi sosok yang punya prinsip.
Ganteng menurut saya adalah sosok cowok yang cerdas dan luas wawasannya. Biar kata kayak Justin Bieber, Hyun Bin (di serial Secret Garden) atawa Song Seung-Heon (yang melejit lewat Endless Love), tapi kalo diajak ngomong tulalit, dia jadi nggak ganteng blas di mata saya. Begitu sebaliknya, biar kata dia punya muka second, tapi kalo tuh cowok cerdas, luas wawasan, aktif organisasi, baik, suka menolong, prilaku sopan dan terpuji, maka cowok kayak gini yang jauh lebih oke dibandingkan yang pertama tadi. Seiring pemahaman Islam yang makin bagus, saya punya syarat mutlak bagi cowok untuk dibilang ganteng. Apakah itu? Yaitu nurut sama Allah dan RasulNya alias bertakwa.
Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.” (QS al-Baqarah [2]: 221)
Udah deh, nurut sama petunjuk Allah ini dijamin bahagia dunia akhirat. Betapa banyak mereka yang mempunyai pendamping berwajah rupawan tapi keluarganya malah hancur berantakan. Inilah akibatnya apabila sebuah amal tidak dilandasi dengan ketakwaan tapi hanya berdasar hawa nafsu semata.
Nah, karena kamu-kamu sekarang masih sibuk sekolah nggak usah sok sibuk mikirin cowok ganteng. Belajar aja yang rajin karena jodoh sudah ada yang ngatur. Kalo untuk urusan ngefans, pilih sosok yang emang pantas untuk diidolakan. Di dalam Sunan Abu Dawud kitab al-Libas, diceritakan dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah saw. memperingatkan: “Mann tasyabbaha biqauminn fahuwa minhum.” “Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti termasuk bagian mereka.”
Oya, menyerupai di sini artinya mengikuti berbagai hal dari kaum tersebut, termasuk dalam mengidolakannya. Males banget kan kalo ternyata kamu salah memilih idola terus idolamu itu masuk neraka dan kamu ikut nyebur ke dalamnya. Hiii..nggak keren jadinya!
Takwa adalah standar setiap muslim dan mukmin yang memang peduli terhadap urusan dirinya baik dunia dan akhiratnya. Nggak asal ikut-ikutan saja tanpa tahu kenapa ngefans sama si ini dan si itu. Karena sungguh, setiap amal baik itu perbuatan ataupun perkataan dan yang terbersit di dalam hati manusia, semua akan dimintai pertanggungjawaban nanti di hadapan Allah Ta’ala.
Energi masa mudamu lebih baik disalurkan untuk hal-hal yang jauh lebih berguna daripada ngefans sama sosok-sosok ganteng tapi nggak jelas kualitas otak, akhlak, apalagi imannya. Misalnya saja, kalo pun mau cari idola, cobalah ngefans sama pejuang di Palestina sana yang berusaha mengusir Israel penjajah. Ngefans dengan mereka yang getol beramar makruf nahi mungkar demi tegaknya Islam di muka bumi. Dan tentunya ngefans di atas semua itu ditujukan pada Rasulullah Muhammad saw. dan seluruh keluarga dan para sahabatnya. Dijamin surga semua tuh. Insya Allah. Nggak rugi pokoknya kalo kamu ngefans sama sosok yang tepat seperti itu. Itu sebabnya, ati-ati pilih idola dan orang yang dijadikan fans kita ya.
Jadi, mulai sekarang jatuhkan pilihanmu pada pilihan yang tepat bin benar ya. Lebih baik memilih ganteng tapi bertakwa daripada sudahlah tak ganteng tak bertakwa pula. Aduh…rugi kuadrat tuh. Intinya, faktor takwa harus menjadi prioritas dibandingkan kegantengan ketika kamu ngefans pada seseorang atau memilih pendamping hidup kelak. Muslimah smart, so pasti tak akan salah pilih. Pasti itu!
Semua nama tersebut adalah deretan selebritis yang terkenal di bidangnya masing-masing. Dari semua nama tersebut, hanya Irfan Bachdim saja yang background-nya adalah sepak bola. Selebihnya adalah kalangan artis dan bintang sinetron/film. Tak heran, karena bidang ini (baca: entertainment) memang mengharuskan wajah cakep sebagai modal utama bila ingin terkenal.
Kalau yang tak punya wajah cakep, gimana dong? Kalau nekat pingin terkenal di dunia selebritis, tanpa modal cakep dan body seksi maka kamu harus punya kebalikannya. Apaan tuh? Sorry, nggak tega bener sebetulnya mau bilang kalo kebalikan wajah cakep adalah wajah (maaf) ancur. Coba aja kamu perhatikan beberapa seleb yang settingan wajahnya begitu. Mereka selalu mentertawakan diri sendiri dengan banyolan yang intinya pengakuan bahwa wajah mereka sendiri jauh dari harapan (akhirnya bisa nemu padanan kata yg sopan untuk istilah wajah ancur hehehe).
Tapi ngemeng-ngemeng (baca: ngomong-ngomong), apakah wajah cakep atau ganteng itu segitu pentingnya sih buat manusia terutama remaja seusia kamu? Apakah tak ada faktor lain yang bisa dilihat dari seorang cowok selain tampilan fisiknya semata?
Ganteng, penting nggak sih?
Bisa dipastikan hampir 100% dari kamu menjawab PENTING. Biar bagaimanapun, hal pertama yang bakal diperhatikan orang adalah wajah dan penampilan. So pasti, kamu bakal bangga kalo berdampingan dengan cowok cakep dibandingkan dengan cowok jelek. Diajak jalan-jalan oke, dikenalkan ke teman-teman bangga, diajak kondangan bisa nambah PD. Kayaknya asyik banget punya pendamping yang ganteng abis. Ayo, jujur deh.Hehehe…
Masalahnya, definisi ganteng itu yang kayak gimana sih? Apakah yang kayak Irfan Bachdim, Teuku Wisnu, atau siapa pun itu yang biasa nongol di TV karena modal tampangnya dianggap oke punya?
Ternyata ganteng menurut kamu belum tentu sama menurut temanmu. Begitu juga ganteng menurut saya, belum tentu kamu sependapat juga. Jadi sebetulnya, semua cowok itu ganteng, sama kayak semua cewek itu cantik. At least, menurut ibu bapak masing-masing. Coba mana ada ortu yang nyesel punya anak karena wajah anaknya jelek trus malah muji-muji anak tetangga? Kalo pun ada itu ortu yang menghina diri sendiri namanya hehehe…
Back to topic, tentang ganteng tidaknya seorang cowok. Tak ada standar baku rumus kegantengan seseorang itu. Artinya, cakep itu relatif dan jelek itu mutlak hehehe…just kidding. Maksudnya, nggak usah jutek kalo pendapat kalian berbeda satu sama lain untuk menilai kegantengan seorang cowok. Udah deh, yakin aja bahwa cowok yang paling ganteng saat ini adalah bapak kamu. Hayoo…berani nggak kamu bilang bapak kamu nggak ganteng? Ibumu aja sampe kesengsem dan mau nikah kok sama beliau. Iya nggak sih? Sip deh!
Cowok ganteng berikutnya adalah yang jadi suami kamu kelak. Ya iyalah, nggak mungkin banget suami kamu cantik kan? Jadi nggak usah kurang kerjaan sekarang ini dengan membikin tabel kegantengan seseorang. Biarpun ganteng, toh mereka juga nggak kenal sama kamu. Lebih parah lagi adalah apabila ganteng cuma wajah tapi kelakuan naudzubillah. Idih…nggak banget!
Jadi meskipun ganteng itu penting tapi jangan sampai kamu melupakan faktor lain semisal kualitas otak dan akhlak seseorang. Menjadi ganteng tak bisa dipilih, tapi mempunyai otak dan akhlak yang berkualitas itu adalah pilihan yang harus melalui proses tertentu untuk mencapainya. Dan faktor inilah yang lebih pantas mendapat apresiasi dibandingkan wajah rupawan yang tak ada upaya apa pun dilakukan untuk meraihnya.
Ganteng bukan jaminan
Kamu tahu Irfan Bachdim dong ya. Yup, seantero rakyat Indonesia terpesona wajah gantengnya yang kebetulan dikombinasikan dengan skill pintar menggiring bola. Tapi tahukan kamu selera cewek yang menjadi pacar si Irfan ini? Jennifer Kurniawan, pacar si Irfan Bachdim ini berprofesi sebagai model semi telanjang yaitu hanya memakai pakaian dalam.
Ganteng ternyata bukan jaminan untuk melihat kualitas seseorang. Ganteng adalah tampilan fisik yang seringkali mengecoh banyak orang untuk perbuatan buruk di baliknya. Ganteng adalah sebuah anugrah fisik yang sudah ‘given’ alias takdir dari Allah. Seseorang nggak bakal bisa memilih punya wajah cakep seperti Nabi Yusuf misalnya. Apapun kondisi fisik kita, mancung tidaknya hidung kita, memble tidaknya bibir kita, lentik tidaknya bulu mata itu adalah sesuatu yang tidak bisa dipinta. Lagipula tak bakal ada hisab atas diri manusia hanya karena wajahnya nggak ganteng dan hidungnya pesek. Sumpah!
Don’t judge a book by its cover, kata orang bule. Jangan menilai sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja, itu terjemahan bebasnya. Orang bertampang jauh dari ganteng, belum tentu hati dan akhlaknya tidak seganteng wajahnya. Begitu juga sebaliknya. Betapa banyak di luar sana, laki-laki yang memanfaatkan kegantengannya untuk menipu para gadis pemuja fisik semata. Si gadis dirayu dengan pesona fisik yang dimilikinya kemudian dinodai dan dicampakkan. So, berhati-hatilah kamu dengan tampilan ganteng namun kelakuan tak seganteng wajahnya itu.
Sis, yang perlu kamu ingat lagi adalah bahwa kegantengan seorang cowok ada masanya. Nggak selamanya terus ganteng dan fisiknya kuat. Ia akan tua, sama seperti manusia lainnya. Tak ada yang abadi. Itu sebabnya, jangan jadi pemuja kegantengan doang. Ok?
Takwa adalah utama
Waktu saya masih ABG dulu (cie…serasa udah uzur nih jadinya hehehe) saya sudah punya standar ganteng tersendiri. Biar kata semua teman bilang si A ganteng, saya bertahan dengan pendapat saya bahwa si B lebih ganteng daripada si A. Itu karena sedari remaja saya tumbuh menjadi sosok yang punya prinsip.
Ganteng menurut saya adalah sosok cowok yang cerdas dan luas wawasannya. Biar kata kayak Justin Bieber, Hyun Bin (di serial Secret Garden) atawa Song Seung-Heon (yang melejit lewat Endless Love), tapi kalo diajak ngomong tulalit, dia jadi nggak ganteng blas di mata saya. Begitu sebaliknya, biar kata dia punya muka second, tapi kalo tuh cowok cerdas, luas wawasan, aktif organisasi, baik, suka menolong, prilaku sopan dan terpuji, maka cowok kayak gini yang jauh lebih oke dibandingkan yang pertama tadi. Seiring pemahaman Islam yang makin bagus, saya punya syarat mutlak bagi cowok untuk dibilang ganteng. Apakah itu? Yaitu nurut sama Allah dan RasulNya alias bertakwa.
Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.” (QS al-Baqarah [2]: 221)
Udah deh, nurut sama petunjuk Allah ini dijamin bahagia dunia akhirat. Betapa banyak mereka yang mempunyai pendamping berwajah rupawan tapi keluarganya malah hancur berantakan. Inilah akibatnya apabila sebuah amal tidak dilandasi dengan ketakwaan tapi hanya berdasar hawa nafsu semata.
Nah, karena kamu-kamu sekarang masih sibuk sekolah nggak usah sok sibuk mikirin cowok ganteng. Belajar aja yang rajin karena jodoh sudah ada yang ngatur. Kalo untuk urusan ngefans, pilih sosok yang emang pantas untuk diidolakan. Di dalam Sunan Abu Dawud kitab al-Libas, diceritakan dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah saw. memperingatkan: “Mann tasyabbaha biqauminn fahuwa minhum.” “Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti termasuk bagian mereka.”
Oya, menyerupai di sini artinya mengikuti berbagai hal dari kaum tersebut, termasuk dalam mengidolakannya. Males banget kan kalo ternyata kamu salah memilih idola terus idolamu itu masuk neraka dan kamu ikut nyebur ke dalamnya. Hiii..nggak keren jadinya!
Takwa adalah standar setiap muslim dan mukmin yang memang peduli terhadap urusan dirinya baik dunia dan akhiratnya. Nggak asal ikut-ikutan saja tanpa tahu kenapa ngefans sama si ini dan si itu. Karena sungguh, setiap amal baik itu perbuatan ataupun perkataan dan yang terbersit di dalam hati manusia, semua akan dimintai pertanggungjawaban nanti di hadapan Allah Ta’ala.
Energi masa mudamu lebih baik disalurkan untuk hal-hal yang jauh lebih berguna daripada ngefans sama sosok-sosok ganteng tapi nggak jelas kualitas otak, akhlak, apalagi imannya. Misalnya saja, kalo pun mau cari idola, cobalah ngefans sama pejuang di Palestina sana yang berusaha mengusir Israel penjajah. Ngefans dengan mereka yang getol beramar makruf nahi mungkar demi tegaknya Islam di muka bumi. Dan tentunya ngefans di atas semua itu ditujukan pada Rasulullah Muhammad saw. dan seluruh keluarga dan para sahabatnya. Dijamin surga semua tuh. Insya Allah. Nggak rugi pokoknya kalo kamu ngefans sama sosok yang tepat seperti itu. Itu sebabnya, ati-ati pilih idola dan orang yang dijadikan fans kita ya.
Jadi, mulai sekarang jatuhkan pilihanmu pada pilihan yang tepat bin benar ya. Lebih baik memilih ganteng tapi bertakwa daripada sudahlah tak ganteng tak bertakwa pula. Aduh…rugi kuadrat tuh. Intinya, faktor takwa harus menjadi prioritas dibandingkan kegantengan ketika kamu ngefans pada seseorang atau memilih pendamping hidup kelak. Muslimah smart, so pasti tak akan salah pilih. Pasti itu!
Ngaku Muslim Kok Liberal?
Sebagai muslim, sudah sepantasnya berpikiran, berperasaan, berperilaku yang mencirikan pribadi seorang muslim. Lagian, ngapain juga ada definisi dan istilah berbeda jika ciri-cirinya sama pada semua hal yang sudah dibedakan. Maka, ketika ada istilah muslim (termasuk mukmin), fasik, munafik, dan bahkan musyrik dan kafir, jelas ada maksudnya. Nggak bisa disama-samain bahwa semua itu benar atau semua salah. Kalo gitu nggak usah ada definisi aja. Betul?
Coba, apa yang mendasari bahwa kamu bisa membedakan antara harimau, beruang, burung, anjing, kucing, dan gajah? Bisa karena bentuknya, bisa karena perilakunya, bisa karena sifatnya dan sejenisnyalah sehingga hewan-hewan tersebut diberikan nama berbeda karena perilaku dan karakternya berbeda. Lalu, jika ada yang bilang bahwa harimau dan gajah sama aja, baik perilaku dan karakternya, kira-kira apa yang akan kamu lakukan kepada orang yang nyampein pernyataan seperti ini?
Aneh! Mungkin istilah ini bisa jadi salah satu yang kamu lontarkan menyikapi pendapat orang tersebut. Tetapi akan lain kalo ada orang yang bilang bahwa baik gajah maupun harimau dan hewan lainnya meskipun berbeda-beda bentuk dan karakter, tetap saja nggak memiliki akal. Ini baru pernyataan yang benar. Tetapi sayangnya kita tidak sedang ngobrolin hal itu.
Bro en Sis, definisi iman dan kufur jelas. Begitupun perbedaan antara tauhid dan syirik juga nyata terang benderang. Maka, ketika ada orang yang menyamakan bahwa orang yang beriman dan orang yang kafir akan sama-sama masuk surga, itu adalah pernyataan yang kacau nggak masuk akal. Begitu juga jika ada orang yang menyamakan antara orang yang mengesakan Allah Swt dengan orang yang menyekutukan Allah Swt., berarti orang itu nggak ngerti definisi yang telah dibuat. Lalu, jika mukmin dan kafir dianggap sama dan bisa masuk surga, orang yang musyrik dan yang mengesakan Allah dianggap tidak berbeda, buat apa ada surga dan neraka serta ada istilah benar dan salah? Iya nggak sih?
Nah, sesuai dengan judul gaulislam edisi pekan ini, ngaku muslim tapi liberal juga adalah sebuah keanehan. Gejala split personality alias pecah kepribadian. Muslim ya muslim, liberal ya liberal. Nggak bisa digabungkan istilah itu. Sebab, sudah jelas putih adalah putih dan hitam adalah hitam. Tak bercampur keduanya kecuali yang menginginkannya. Muslim adalah muslim, liberal juga adalah liberal. Secara definisi sederhana juga sudah jelas, muslim artinya taat, sementara liberal inginnya bebas tak terikat aturan. Tuh kan, jelas bertolak belakang, bukan lagi beda. Bahkan itu terkategori bertentangan dan melakukan penentangan. Sehingga memang menjadi aneh jika ada yang ngaku muslim tetapi pikiran dan perasaannya liberal. Tak mau tunduk pada syariat Islam. Ngikutin hawa nafsunya sendiri aja. Yee.. ini sih biasanya hanya terjadi pada orang yang belum kuat imannya.
Film “?” contoh nyata kerusakan akidah
Bro en Sis, saya memang belum pernah nonton film ini. Jika pun berpendapat bahwa film garapan Hanung Bramantyo tersebut merusak akidah kaum muslimin, saya menyandarkan kepada pendapat mereka yang sudah menonton film tersebut secara langsung. Saya membaca, insya Allah dengan cermat pendapat-pendapat KH Cholil Ridwan dari MUI, juga Dr Adian Husaini, penulis dan peneliti di INSISTS (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations). Beliau berdua nonton secara langsung gala premier film tersebut pada 6 April 2011 di Jakarta. Saya insya Allah meyakini bahwa pengamatan mereka terhadap film itu sudah benar. Dengan demikian, meski saya belum menonton film tersebut, cukup bagi saya untuk ikut mengambil kesimpulan bahwa film tersebut berpotensi merusak akidah umat Islam, terutama yang keimanannya masih lemah.
Apa sih inti pesan yang ditaburkan di film yang skenarionya ditulis oleh nonmuslim itu? Intinya adalah menebarkan ajaran pluralisme agama. Apa itu? Hmm.. gini deh sederhananya: pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Munculnya ide pluralisme didasarkan pada keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang katanya dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama.
Oya, menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar. Lha, terus buat apa ada iman dan kufur ada tauhid dan syirik? Jelas banget Bro, para pegiat pluralisme agama adalah orang-orang yang hendak menghancurkan keyakinan umat bergama terhadap agamanya.
Apa yang ada di film “?” (baca: tanda tanya, karena memang produser dan sutradaranya belum menentukan judulnya, buktinya disediakan sayembara bagi yang bisa bikin judul bagi film tersebut) sehingga dikategorikan film sesat dan menyesatkan?
Sekilas aja ya. Sebenarnya banyak contoh adegan yang merusak, tapi saya pilih satu yang cukup serius dan diberikan penekanan khusus oleh Dr Adian Husaini. Saya ambil dari webiste www.insistnet.com. Dr Adian Husaini menuliskan sebagai berikut:
Alkisah, Rika, seorang istri yang kecewa terhadap suami. Rika memutuskan pindah agama, dari Islam menjadi Katolik. Ia berujar, bahwa kepindahan agamanya bukan berarti mengkhianati Tuhan. Meskipun Katolik, Rika sangat toleran. Anaknya, – masih kecil, bernama Abi –dibiarkannya tetap Muslim. Bahkan, ia mengantarjemput anaknya ke masjid, belajar mengaji al-Quran. Di bulan puasa, dia temani dan dia ajar Abi berdoa makan sahur.
Di Film “?” (Tanda Tanya), Rika ditampilkan sebagai sosok ideal: murtad dari Islam, tapi toleran dan suka kerukunan. Pada segmen lain, secara verbatim Rika mengatakan, BAHWA agama-agama ibarat jalan setapak yang berbeda-beda tetapi menuju tujuan yang sama, yaitu Tuhan. Kata Rika mengutip ungkapan sebuah buku, “… semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama; mencari satu hal yang sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.”
Mulanya, kemurtadan Rika tidak direstui ibunya. Anaknya yang Muslim pun awalnya menggugat. Tapi, di ujung film, Rika sudah diterima sebagai “orang murtad” dari Islam. Bahkan, ada juga yang memujinya telah mengambil langkah besar dalam hidupnya.
Kisah dan sosok Rika cukup mendominasi alur cerita dalam film “?” garapan Hanung Bramantyo ini. Rika tidak dipersoalkan kemurtadannya. Padahal, dalam pandangan Islam, murtad adalah kesalahan besar. Saat duduk di bangku SMP, saya sudah menamatkan satu Kitab berjudul Sullamut Tawfiq karya Syaikh Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim. Kitab ini termasuk yang mendapatkan perhatian serius dari Imam Nawawi al-Bantani, sehingga beliau memberikan syarah atas kitab yang biasanya dipasangkan dengan Kitab Safinatun Najah. (www.insistnet.com)
Murtad dari Islam adalah haram
Bro en Sis, saya setuju dengan cara pandang Dr Adian Husaini dalam menyikapi film tersebut. Sebab, saat ini orang dengan mudah gonta-ganti agama atau bahkan tidak beragama sama sekali. Jika seseorang murtad alias keluar dari agama Islam (kasusnya bisa pindah ke agama lain atau memilih tidak beragama) maka dihukumi haram dan jika diperingatkan tidak mau, negara berhak membunuhnya agar orang lain tidak mencontoh perbuatan murtad orang tersebut.
Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Ikrimah yang berkata, “Dihadapkan kepada Amirul Mukminin ‘Ali ra orang-orang zindiq, kemudian beliau ra membakar mereka. Hal ini disampaikan kepada ‘Ibnu ‘Abbas dan ia berkata, “Seandainya aku (yang menghukum), maka aku tidak akan membakarnya karena larangan dari Rasulullah saw. dimana beliau bersabda: “Janganlah kalian mengadzab (menghukum) dengan ‘adzabnya Allah.” Dan aku (Ibnu ‘Abbas) akan membunuhnya, berdasarkan sabda Rasulullah saw., “Barangsiapa mengganti agamanya (murtad), maka bunuhlah dia.”
Membunuh laki-laki yang murtad berdasarkan dzahir hadis tersebut. Sedangkan membunuh wanita yang murtad berdasarkan keumuman hadis. Sebab Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengganti (agamanya)”. Sedangkan lafadz “man” termasuk lafadz umum. Juga diriwayatkan oleh Daruquthniy dan Baihaqiy dari Jabir, “Bahwa Ummu Marwan telah murtad. Rasulullah saw. memerintahkan untuk menasihatinya agar ia kembali kepada Islam. Jika ia bertaubat (maka dibiarkan), bila ia tidak, maka dibunuh.” (Abdurrahman al-Maliki, Sistem Sanksi dalam Islam, hlm. 128-129)
Kalo sekarang gimana? Kan nggak ada negara Islam? Ya, tidak boleh ada yang menghukumya dengan cara seperti itu. Tetapi mereka akan RUGI di akhirat jika ketika mati masih kafir. Why? Karena akan diazab oleh Allah Swt. sesuai dengan firmanNya (yang artinya): “Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Baqarah [2]: 217)
Ih, naudzubillah min dzalik ya. Jangan sampe gara-gara nonton film itu kamu jadi murtad. Nggak banget lah!
Ok deh Bro en Sis, kita kudu kuatin iman kita kepada Allah Swt. Sebagai muslim kita nggak boleh (bahkan haram) untuk menjadi liberal alias tidak mau taat kepada aturan Allah Swt. dan RasulNya. Apalagi jika menjadi kafir.
Jadi, yuk kita giat perdalam ajaran Islam, lalu pahami dan amalkan agar keimanan kita kian kokoh tak tergoyahkan. Insya Allah.
Coba, apa yang mendasari bahwa kamu bisa membedakan antara harimau, beruang, burung, anjing, kucing, dan gajah? Bisa karena bentuknya, bisa karena perilakunya, bisa karena sifatnya dan sejenisnyalah sehingga hewan-hewan tersebut diberikan nama berbeda karena perilaku dan karakternya berbeda. Lalu, jika ada yang bilang bahwa harimau dan gajah sama aja, baik perilaku dan karakternya, kira-kira apa yang akan kamu lakukan kepada orang yang nyampein pernyataan seperti ini?
Aneh! Mungkin istilah ini bisa jadi salah satu yang kamu lontarkan menyikapi pendapat orang tersebut. Tetapi akan lain kalo ada orang yang bilang bahwa baik gajah maupun harimau dan hewan lainnya meskipun berbeda-beda bentuk dan karakter, tetap saja nggak memiliki akal. Ini baru pernyataan yang benar. Tetapi sayangnya kita tidak sedang ngobrolin hal itu.
Bro en Sis, definisi iman dan kufur jelas. Begitupun perbedaan antara tauhid dan syirik juga nyata terang benderang. Maka, ketika ada orang yang menyamakan bahwa orang yang beriman dan orang yang kafir akan sama-sama masuk surga, itu adalah pernyataan yang kacau nggak masuk akal. Begitu juga jika ada orang yang menyamakan antara orang yang mengesakan Allah Swt dengan orang yang menyekutukan Allah Swt., berarti orang itu nggak ngerti definisi yang telah dibuat. Lalu, jika mukmin dan kafir dianggap sama dan bisa masuk surga, orang yang musyrik dan yang mengesakan Allah dianggap tidak berbeda, buat apa ada surga dan neraka serta ada istilah benar dan salah? Iya nggak sih?
Nah, sesuai dengan judul gaulislam edisi pekan ini, ngaku muslim tapi liberal juga adalah sebuah keanehan. Gejala split personality alias pecah kepribadian. Muslim ya muslim, liberal ya liberal. Nggak bisa digabungkan istilah itu. Sebab, sudah jelas putih adalah putih dan hitam adalah hitam. Tak bercampur keduanya kecuali yang menginginkannya. Muslim adalah muslim, liberal juga adalah liberal. Secara definisi sederhana juga sudah jelas, muslim artinya taat, sementara liberal inginnya bebas tak terikat aturan. Tuh kan, jelas bertolak belakang, bukan lagi beda. Bahkan itu terkategori bertentangan dan melakukan penentangan. Sehingga memang menjadi aneh jika ada yang ngaku muslim tetapi pikiran dan perasaannya liberal. Tak mau tunduk pada syariat Islam. Ngikutin hawa nafsunya sendiri aja. Yee.. ini sih biasanya hanya terjadi pada orang yang belum kuat imannya.
Film “?” contoh nyata kerusakan akidah
Bro en Sis, saya memang belum pernah nonton film ini. Jika pun berpendapat bahwa film garapan Hanung Bramantyo tersebut merusak akidah kaum muslimin, saya menyandarkan kepada pendapat mereka yang sudah menonton film tersebut secara langsung. Saya membaca, insya Allah dengan cermat pendapat-pendapat KH Cholil Ridwan dari MUI, juga Dr Adian Husaini, penulis dan peneliti di INSISTS (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations). Beliau berdua nonton secara langsung gala premier film tersebut pada 6 April 2011 di Jakarta. Saya insya Allah meyakini bahwa pengamatan mereka terhadap film itu sudah benar. Dengan demikian, meski saya belum menonton film tersebut, cukup bagi saya untuk ikut mengambil kesimpulan bahwa film tersebut berpotensi merusak akidah umat Islam, terutama yang keimanannya masih lemah.
Apa sih inti pesan yang ditaburkan di film yang skenarionya ditulis oleh nonmuslim itu? Intinya adalah menebarkan ajaran pluralisme agama. Apa itu? Hmm.. gini deh sederhananya: pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Munculnya ide pluralisme didasarkan pada keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang katanya dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama.
Oya, menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar. Lha, terus buat apa ada iman dan kufur ada tauhid dan syirik? Jelas banget Bro, para pegiat pluralisme agama adalah orang-orang yang hendak menghancurkan keyakinan umat bergama terhadap agamanya.
Apa yang ada di film “?” (baca: tanda tanya, karena memang produser dan sutradaranya belum menentukan judulnya, buktinya disediakan sayembara bagi yang bisa bikin judul bagi film tersebut) sehingga dikategorikan film sesat dan menyesatkan?
Sekilas aja ya. Sebenarnya banyak contoh adegan yang merusak, tapi saya pilih satu yang cukup serius dan diberikan penekanan khusus oleh Dr Adian Husaini. Saya ambil dari webiste www.insistnet.com. Dr Adian Husaini menuliskan sebagai berikut:
Alkisah, Rika, seorang istri yang kecewa terhadap suami. Rika memutuskan pindah agama, dari Islam menjadi Katolik. Ia berujar, bahwa kepindahan agamanya bukan berarti mengkhianati Tuhan. Meskipun Katolik, Rika sangat toleran. Anaknya, – masih kecil, bernama Abi –dibiarkannya tetap Muslim. Bahkan, ia mengantarjemput anaknya ke masjid, belajar mengaji al-Quran. Di bulan puasa, dia temani dan dia ajar Abi berdoa makan sahur.
Di Film “?” (Tanda Tanya), Rika ditampilkan sebagai sosok ideal: murtad dari Islam, tapi toleran dan suka kerukunan. Pada segmen lain, secara verbatim Rika mengatakan, BAHWA agama-agama ibarat jalan setapak yang berbeda-beda tetapi menuju tujuan yang sama, yaitu Tuhan. Kata Rika mengutip ungkapan sebuah buku, “… semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama; mencari satu hal yang sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.”
Mulanya, kemurtadan Rika tidak direstui ibunya. Anaknya yang Muslim pun awalnya menggugat. Tapi, di ujung film, Rika sudah diterima sebagai “orang murtad” dari Islam. Bahkan, ada juga yang memujinya telah mengambil langkah besar dalam hidupnya.
Kisah dan sosok Rika cukup mendominasi alur cerita dalam film “?” garapan Hanung Bramantyo ini. Rika tidak dipersoalkan kemurtadannya. Padahal, dalam pandangan Islam, murtad adalah kesalahan besar. Saat duduk di bangku SMP, saya sudah menamatkan satu Kitab berjudul Sullamut Tawfiq karya Syaikh Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim. Kitab ini termasuk yang mendapatkan perhatian serius dari Imam Nawawi al-Bantani, sehingga beliau memberikan syarah atas kitab yang biasanya dipasangkan dengan Kitab Safinatun Najah. (www.insistnet.com)
Murtad dari Islam adalah haram
Bro en Sis, saya setuju dengan cara pandang Dr Adian Husaini dalam menyikapi film tersebut. Sebab, saat ini orang dengan mudah gonta-ganti agama atau bahkan tidak beragama sama sekali. Jika seseorang murtad alias keluar dari agama Islam (kasusnya bisa pindah ke agama lain atau memilih tidak beragama) maka dihukumi haram dan jika diperingatkan tidak mau, negara berhak membunuhnya agar orang lain tidak mencontoh perbuatan murtad orang tersebut.
Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Ikrimah yang berkata, “Dihadapkan kepada Amirul Mukminin ‘Ali ra orang-orang zindiq, kemudian beliau ra membakar mereka. Hal ini disampaikan kepada ‘Ibnu ‘Abbas dan ia berkata, “Seandainya aku (yang menghukum), maka aku tidak akan membakarnya karena larangan dari Rasulullah saw. dimana beliau bersabda: “Janganlah kalian mengadzab (menghukum) dengan ‘adzabnya Allah.” Dan aku (Ibnu ‘Abbas) akan membunuhnya, berdasarkan sabda Rasulullah saw., “Barangsiapa mengganti agamanya (murtad), maka bunuhlah dia.”
Membunuh laki-laki yang murtad berdasarkan dzahir hadis tersebut. Sedangkan membunuh wanita yang murtad berdasarkan keumuman hadis. Sebab Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengganti (agamanya)”. Sedangkan lafadz “man” termasuk lafadz umum. Juga diriwayatkan oleh Daruquthniy dan Baihaqiy dari Jabir, “Bahwa Ummu Marwan telah murtad. Rasulullah saw. memerintahkan untuk menasihatinya agar ia kembali kepada Islam. Jika ia bertaubat (maka dibiarkan), bila ia tidak, maka dibunuh.” (Abdurrahman al-Maliki, Sistem Sanksi dalam Islam, hlm. 128-129)
Kalo sekarang gimana? Kan nggak ada negara Islam? Ya, tidak boleh ada yang menghukumya dengan cara seperti itu. Tetapi mereka akan RUGI di akhirat jika ketika mati masih kafir. Why? Karena akan diazab oleh Allah Swt. sesuai dengan firmanNya (yang artinya): “Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Baqarah [2]: 217)
Ih, naudzubillah min dzalik ya. Jangan sampe gara-gara nonton film itu kamu jadi murtad. Nggak banget lah!
Ok deh Bro en Sis, kita kudu kuatin iman kita kepada Allah Swt. Sebagai muslim kita nggak boleh (bahkan haram) untuk menjadi liberal alias tidak mau taat kepada aturan Allah Swt. dan RasulNya. Apalagi jika menjadi kafir.
Jadi, yuk kita giat perdalam ajaran Islam, lalu pahami dan amalkan agar keimanan kita kian kokoh tak tergoyahkan. Insya Allah.
bibir
Mengenal Bibir
Coba perhatikan sejenak bibir Anda di cermin. Apakah Anda melihat bahwa bibir sedikit sekali mendapat perlindungan? Lapisan bibir sangat tipis dan sangat berbeda dengan lapisan kulit lainnya. Pada bagian bibir tidak terdapat kelenjar lemak dan tidak ditumbuhi rambut-rambut halus yang dapat melindunginya. Bibir juga sangat peka dengan sinar matahari sehingga perlu mendapat perlindungan dari sinar matahari.Sebagai salah satu fungsinya, bibir menjadi tempat masuknya makanan dan minuman setiap hari dalam frekuensi yang cukup banyak. Padahal pada makanan dan minuman tersebut bisa saja terkandung zat yang dapat merusak bibir.
Kondisi fisik bibir yang begitu riskan dan masalah dari luar yang dihadapinya membuat bibir memerlukan perlindungan khusus baik dari dalam maupun dari luar tubuh.
Perusak Bibir dan Solusinya
Berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan bibir rusak, antara lain:Kosmetik
Lipstik atau kosmetik lain untuk bibir yang tidak sesuai atau kadaluwarsa dapat membuat bibir menjadi rusak yang ditandai dengan munculnya bercak kemerahan dan gatal pada bibir.
Solusi: Perhatikan kandungan yang terdapat pada kosmetik sebelum membelinya. Lihat tanggal kedaluwarsa kosmetik dan buang jika kosmetik sudah terlihat rusak. Jaga selalu kebersihan kosmetik agar tidak menjadi tempat bertumbuhnya bakteri, simpan di tempat yang sepatutnya dan bersihkan bibir sebelum menggunakan lipstik agar kotoran yang ada pada bibir tidak berpindah ke lipstik yang dapat menyebabkan lipstik terkontaminasi.Sinar Matahari
Sinar Ultaviolet (UV) yang ada pada sinar matahari ini dapat merusak bibir. UV tersebut dapat membuat bibir menjadi pecah-pecah, terbakar, bengkak atau timbul bintik-bintik kecoklatan. Hal lebih serius yang diakibatkan sinar matahari adalah dapat membuat kolagen yang terdapat pada bibir menjadi rusak. Akibat dari kerusakan kolagen ini adalah munculnya kerutan pada bibir.
Solusi: Gunakan lip balm yang mengandung sedikitnya SPF 15 jika hendak keluar rumah. Jika Anda akan menghabiskan banyak waktu di luar rumah, Anda dapat mengulangi pemakaian lip balm.Kebiasaan yang Merusak
Kebiasaan menggigit bibir, membuka sesuatu menggunakan gigi atau membasahi bibir dengan air liur harus dihindari. Kebiasaan tersebut dapat menyebabkan bibir menjadi pecah-pecah dan luka.
Solusi: Ingat bagaimana kerusakan yang bisa terjadi akibat kebiasaan tersebut, maka coba untuk segera menghentikan kebiasaan tersebut.Penuaan
Seiring bertambahnya umur, kandungan kolagen pada bibir ikut menurun sehingga bibir tidak lagi terlihat kenyal. Penuaan pada bibir tampak dari bibir yang terlihat kasar, berkerut dan tampak garis-garis halus. Tetapi, bibir juga dapat mengalami penuaan dini sebelum waktunya. Penyebab penuaan dini pada bibir antara lain adalah sinar matahari, radikal bebas dalam tubuh, makanan dan minuman yang dikonsumsi serta nikotin yang terdapat pada rokok.
Solusi: Penggunaan lipbalm tetap diperlukan agar terhindar dari penuaan dini akibat sinar matahari. Solusi lainnya adalah dengan mengurangi makanan dan minuman yang dapat merusak seperti makanan yang digoreng, kopi, the dan hentikan kebiasaan merokok. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran terutama yang banyak mengandung vitamin B dan C yang sangat baik agar bibir terlihat segar.Kanker
Salah satu penyakit yang berbahaya dan akan merusak bibir adalah kanker. Kanker bibir akan lebih besar terjadi jika ada riwayat anggota keluarga yang mengalaminya. Penyebab lainnya adalah sinar matahari, rokok dan minuman beralkohol.
Solusi: Hentikan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol serta tetap lindungi bibir dari sinar matahari dengan menggunakan lipbalm yang mengandung UV protection.
Penyakit Katarak Penyebab Kebutaan
8 April 2011
Penyakit Katarak Penyebab Kebutaan – Pada 2020, diperkirakan penderita Penyakit mata Katarak dan kebutaan meningkat dua kali lipat. Padahal, 75 persen kebutaan di dunia dapat dicegah dan diobati.
Kebutaan merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi yang serius bagi setiap negara. Informasi studi yang dilakukan Eye Disease Prevalence Research Group (2004) memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan di dunia akan mencapai 55 juta jiwa.
Read More »
Kebutaan merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi yang serius bagi setiap negara. Informasi studi yang dilakukan Eye Disease Prevalence Research Group (2004) memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan di dunia akan mencapai 55 juta jiwa.
Read More »
Cara Mengobati Mata Minus Tradisional
8 April 2011
Cara Mengobati Mata Minus Tradisional – Salah satu tips menyembuhkan atau Mengobati Mata Minus dengan obat tradisional Alami atau dengan terapi adalah dengan menggunakan bahan daun sirih.
Satu gangguan kesehatan pada mata yang harus diwaspadai sejak dini adalah miopia. Gangguan itu pada umumnya terjadi pada usia anak-anak sampai remaja. Untuk mengatasi atau menyembuhkannya, selain dengan cara medis, Anda bisa menggunakan daun sirih.
Read More »
Satu gangguan kesehatan pada mata yang harus diwaspadai sejak dini adalah miopia. Gangguan itu pada umumnya terjadi pada usia anak-anak sampai remaja. Untuk mengatasi atau menyembuhkannya, selain dengan cara medis, Anda bisa menggunakan daun sirih.
Read More »
Informasi Kesehatan Tentang Penyakit Mata
8 April 2011
Informasi Kesehatan Tentang Penyakit Mata – Penyakit Mata yang tidak normal terjadi pada seseorang ternyata bisa jadi merupakan pertanda penyakit mata berat. Karena itu, terus mengontrol keadaan mata Anda secara rutin merupakan upaya pencegahan penyakit mata yang tepat supaya meta Anda bisa tetap sehat.
Berikut penyakit dan gejala pada mata yang patut Anda ketahui:
Read More »
Berikut penyakit dan gejala pada mata yang patut Anda ketahui:
Read More »
Penyakit Mata di Usia 40 Tahun
8 April 2011
Penyakit Mata Karena Usia – Informasi terbaru untuk yang sudah berusia 40 tahun atau lebih, sebaiknya lebih waspada terhadap kesehatan mata. Sebab, biasanya pada usia ini mata rentan terserang Penyakit age related macular degeration (ARMD). ”Keluhan yang terjadi pada ARMD umumnya berupa buramnya penglihatan sentral, adanya flek hitam atau ada bagian yang hitam di tengah–tengah lapangan penglihatan,” ujar ahli kesehatan mata dari Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Cosmos Mangunsong SpM.
Read More »
Read More »
Nutrisi Untuk Menjaga Kesehatan Rambut Dan Kulit Kepala
8 April 2011
Nutrisi Untuk Menjaga Kesehatan Rambut Dan Kulit Kepala – Informasi Kesehatan kulit dan rambut kepala tidak hanya ditentukan oleh seberapa sering Anda menghabiskan waktu di spa hanya untuk Menjaga Kesehatan Rambut Dan Kulit Kepala. Anda perlu mengingat-ingat kembali, bagaimana pola makan Anda selama ini.Model Rambut
Jika sampo dan kondisioner tidak mempan mengatasi masalah kerontokan rambut Anda, cobalah cara dari dalam, yakni dengan mengonsumsi mineral seng. Soalnya, salah satu penyebab rambut rontok adalah kurangnya mineral zinc alias seng.Jika kekurangan seng ini terus Anda biarkan, bisa jadi tak hanya kerontokan saja yang bakal Anda alami. Kondisi ini juga bisa menurunkan imunitas sehingga Anda lebih mudah terserang penyakit apalagi untuk Anda yang biasa memakai jilbab.
Sejatinya, vitamin yang mengandung zinc mudah ditemukan di apotek secara bebas. Dosis konsumsi zinc maksimum adalah 100 miligram per hari. Namun, konsumsi zinc secara langsung dari makanan alami jauh lebih baik.
Mulai sekarang cobalah Anda menambah Nutrisi Untuk Menjaga Kesehatan Rambut Dan Kulit Kepala dengan mengkomsumsi vitamin yang mengandung zinc.
Nutrisi Untuk Menjaga Kesehatan Rambut Dan Kulit Kepala
Tags : Nutrisi Untuk Menjaga Kesehatan Kulit Kepala, Nutrisi Untuk Menjaga Kesehatan Rambut, penyebab rambut rontok, pola makan, Vitamin Untuk Menjaga Rambut Kepala, Vitamin Untuk Merawat Rambut, Vitamin Zinc, model rambut, rambut.
Related Posts :
kesehatan penting
PENYAKIT
Demam Berdarah atau Tifus?
Gejala penyakit demam berdarah atau DBD dan tifus memiliki beberapa kesamaan. Kedua penyakit ini ditandai dengan demam yang cukup tinggi sehingga mengganggu aktivitas penderitanya. Jika salah mengetahui jenis penyakit yang diderita bisa mengakibatkan kesalahan penanganan pada penderita, bahkan dapat menyebabkan kematian. Apa saja perbedaan antara penyakit demam berdarah dan tifus?» Selengkapnya: Demam Berdarah atau Tifus?
Info Penyakit lainnya:
MAKANAN
Awali Hari dengan Sarapan
Pagi hari yang sibuk adalah hal biasa yang dialami oleh para karyawan khususnya di daerah perkotaan. Lalu lintas yang macet membuat sedikit waktu adalah hal berharga agar tidak terlambat sampai di kantor. Akibatnya, karena tergesa-gesa, banyak orang yang pergi ke kantor tanpa sarapan. Ada beberapa alasan mengapa seseorang tidak memulai harinya dengan sarapan. Atau ada juga yang menganggap makan pagi atau sarapan kurang penting, bahkan merupakan salah satu cara untuk mengurangi berat badan dengan mengurangi masuknya makanan di pagi hari. Sebenarnya, apakah memang penting untuk mengawali hari dengan sarapan? Bagaimana menyiasati agar Anda dapat secara rutin melakukan sarapan? Apa menu sarapan yang sehat untuk tubuh?» Selengkapnya: Awali Hari dengan Sarapan
Info Makanan lainnya:
GAYA HIDUP
Siapkah jadi Vegetarian?
Karena alasan untuk kesehatan, kecantikan, cinta kepada binatang, dan mengurangi pemanasan global, membuat orang akhirnya mengurangi atau sama sekali tidak mengkonsumsi daging hewan dan produk olahannya. Orang seperti ini biasa disebut dengan vegetarian. Tetapi, tahukah Anda bahwa ada beberapa tipe vegetarian berdasarkan apa yang dikonsumsinya? Apa saja manfaat dan kesulitan yang ada untuk menjalani pola makan seperti ini?» Selengkapnya: Siapkah jadi Vegetarian?
Info Gaya Hidup lainnya:
GAYA HIDUP SEHAT
Melatih Otak untuk Pertajam Ingatan
Apakah Anda sering lupa saat mencari suatu benda? Misalnya Anda sering lupa meletakkan di mana kunci Anda? Atau lupa hal penting yang harus dilakukan? Lupa password? Nilai ulangan anak Anda buruk karena kesulitan menghafal? Hal ini banyak dialami oleh kita. Akibatnya, semakin banyak waktu dan energi yang dibutuhkan untuk mencari barang, mendapat omelan dari orang lain, atau mendapat hasil yang buruk akibat sifat pelupa tersebut. Daya ingat otak memang akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Semakin tua umur seseorang biasanya mereka akan semakin pelupa. Tetapi, ini dapat juga menimpa di usia muda. Masalah ini dapat dikurangi dengan cara melatih otak.» Selengkapnya: Melatih Otak untuk Pertajam Ingatan
Info Gaya Hidup Sehat lainnya:
PENYAKIT WANITA
Lupus, Pertarungan Seumur Hidup
Lupus yang dibahas kali ini bukanlah nama pemuda yang menjadi tokoh dalam buku-buku cerita remaja yang sempat populer beberapa tahun lalu. Lupus adalah jenis penyakit yang menakutkan. Belum diketahui secara pasti penyebabnya. Hampir seluruh penderita penyakit ini adalah wanita. Walau penderita penyakit ini tidak terlalu banyak, tidak ada salahnya untuk mengetahui penyakit Lupus lebih lanjut.» Selengkapnya: Lupus, Pertarungan Seumur Hidup
Info Penyakit Wanita lainnya:
GENETIK
Tes DNA, Apakah Akurat dan Dapat Dipercaya?
Pernahkah Anda mendengar istilah tes DNA? Mungkin Anda pernah mendengarnya dari lingkungan sekitar Anda, dalam film, berita atau dari gosip selebriti di televisi. Tes DNA atau ADN sampai saat ini merupakan cara yang paling akurat untuk mengetahui jati diri dan identitas seseorang. Apa sebenarnya DNA itu? Apa saja yang diperiksa saat melakukan tes DNA? Bagaimana tes ini bisa mengidentifikasi seseorang?» Selengkapnya: Tes DNA, Apakah Akurat dan Dapat Dipercaya?
MINUMAN
Minum Air Membuat Sehat
Semua orang pasti setuju bahwa air sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Air diperlukan oleh tumbuhan sehingga menjadi produsen bagi binatang atau manusia juga sebagai elemen dasar dalam mata rantai kehidupan. Bagi sebagian binatang, selain untuk minum, air juga menjadi tempat tinggal mereka. Tidak mengherankan bahwa bumi diciptakan dengan sebagian besar terdiri dari air. Begitu juga, dengan tubuh kita, 80% terdiri dari air.» Selengkapnya: Minum Air Membuat Sehat
TAMAN
Apotek Hidup, Tanaman Obat agar Sehat dan Cantik
Banyak tanaman bermanfaat untuk penyembuhan dan pengobatan. Kemampuan menyembuhkan dan efek positif dari beberapa tanaman sebagai obat telah lama diketahui jauh sebelum para ilmuwan menemukan berbagai obat-obatan dengan bahan kimia. Anda juga dapat menanam dan menggunakan tanaman obat di rumah Anda sebagai apotek hidup.» Selengkapnya: Apotek Hidup, Tanaman Obat agar Sehat dan Cantik
KESEHATAN TUBUH
Tulang Sehat Bebas Osteoporosis
Osteoporosis atau penyakit keropos tulang adalah salah satu penyakit yang menimpa tulang karena berkurangnya massa dan kepadatan tulang. Akibat dari osteoporosis adalah tulang-tulang menjadi rapuh dan mudah patah akibat kepadatan tulang berkurang. Tulang sendiri merupakan salah satu bagian penting dari tubuh kita. Tulang merupakan rangka yang menunjang tubuh kita sehingga kita dapat beraktivitas. Dapat dibayangkan bila penunjang tubuh ini rapuh, keropos dan mudah patah, akibatnya adalah rasa sakit pada tulang, gangguan untuk bergerak bahkan menyebabkan kelumpuhan dan cacat permanen. Berikut ini beberapa saran yang dapat Anda terapkan agar tidak mengalami penyakit tulang keropos ini.» Selengkapnya: Tulang Sehat Bebas Osteoporosis
Info Kesehatan Tubuh lainnya:
Saat Anda tertidur, kadang bola mata Anda bergerak. Mengapa terjadi demikian? Anda masuk ke fase REM di mana Anda sedang bermimpi.
TidurTopik: Kesehatan
Baca Kumpulan Info versi mobile di mana saja: m.kumpulan.info
Info Tidur Lainnya
Info Kesehatan Terkait
Subscribe to:
Comments (Atom)